Di tengah semua yang bergerak
 tak pelak umur pun bergeser, surut
 menuju satu titik bermakna menjemput
Hari terbagi dalam bilah-bilah
 di sana tersaji syariat hingga hakikat
 yang mesti dikupas untuk laku, tanpa lelah
Rukuk dan sujud dalam lima waktu
 demi kiblat yang wajib terus dirawat
 menjadi bagian dari berkah dalam sehat
Kerja menaklukkan ambisi, mengemasi harap
 seakan tiap cerita dapat menyusut dan dilipat
 berjuang itu sepi, menggapai pun hingga usai
Mari kumpulkan banyak bekal, mari bertakbir
 Semua mestilah sudah, tak lagi tangan menggengam
 tak lagi indera merakus, kecuali dzikir
Pada sejengkal tanah itu masih disisakan
 kebun yang menanti untuk ditanami
 tentu bukan yang lain kecuali bunga-bunga sepi
Di bawah rindang pohon-pohon
 Batang bertunas mengganti daun meranggas
 sesuatu lepas lalu melayang dalam kenang
Lepas subuh mungkin waktu yang tepat
 untuk menarikan lafadz menyiasati umur
 panjang tapi berkah, lalu dihitung mundur
Sekemirung, 10 April 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H