darah tercecer untuk lari bergegas
hingga kusadar hari jelang subuh lagi
mimpi tak hadir hanya kala tidur
ia juga mengganggu bila kumelamun
bahkan saat khusuk merapal wirid
bayangan itu timbul-tenggelam merapat
hingga aku terlelap, ia terus mengejarku
di sela sadar dan tak diganggu mimpi
kadang kuingin sebahagia orang lain
mereka punya kenyataan jauh lebih cemerlang dari mimpi
aku iri, mereka merampok mimpi kubayangkan
aku salah terka, mereka tak pernah mengejar kenyataan
sejak itu kucabik-cabik sulaman tidur dan dengkur
aku menjadikannya kudapan ringan kala minum kopi
seraya menghayati kenyataan rasa pahit
panas, dan debar merontokkan jantung
inilah kenyataanku kecanduan kopi, mencabik mimpi
Bandung, 2 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H