Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi I Tiada Beda, dan Mimpi yang Tercabik

2 Januari 2017   23:58 Diperbarui: 21 Maret 2017   20:00 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

darah tercecer untuk lari bergegas
hingga kusadar hari jelang subuh lagi
mimpi tak hadir hanya kala tidur
ia juga mengganggu bila kumelamun

bahkan saat khusuk merapal wirid
bayangan itu timbul-tenggelam merapat
hingga aku terlelap, ia terus mengejarku
di sela sadar dan tak diganggu mimpi

kadang kuingin sebahagia orang lain
mereka punya kenyataan jauh lebih cemerlang dari mimpi
aku iri, mereka merampok mimpi kubayangkan
aku salah terka, mereka tak pernah mengejar kenyataan

sejak itu kucabik-cabik sulaman tidur dan dengkur
aku menjadikannya kudapan ringan kala minum kopi
seraya menghayati kenyataan rasa pahit
panas, dan debar merontokkan jantung
inilah kenyataanku kecanduan kopi, mencabik mimpi
Bandung, 2 Januari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun