1/
1945
Di dataran tinggi tanah pengharapan memerah
 Resah selesai bergulir seiring air mengalir
 Di dinding tebing mengucur airmata darah
Perang menjadi mainan tawa dan gairah
Langit sekadar saksi penuh coretan warna-warni
Di ujung mega menetesi bukit batu, setitik air
2/
2016
Penyanyi masih melagu dendang sumbang
Irama keras serupa lelaki pulang bergegas
Rumah-rumah ambruk, bayi-bayi terbaring mati
Dan di dataran tinggi semua bencana mengintai
Mencumbu keriangan siang ibarat panen bulir padi
Sepiring nasi dan semangkuk resah mohon diri
3/
2045
Bencana mencincang damai, demam terbakar sangsi
Air mengalir mengisi relung-relung hati
Saat gundah tak cukup hanya berdiam diri
Seabad sudah kemerdekaan di belakang
Gerbang lain entah apa namanya, megah membentang
Tersungkup lembaran putih namun memudar!
Bandung, 24 April – 18 Agustus 2016 Â
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H