Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Bulan Kemerdekaan RTC] Merah Putih Memudar

19 Agustus 2016   00:00 Diperbarui: 19 Agustus 2016   05:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1/

1945

Di dataran tinggi tanah pengharapan memerah
 Resah selesai bergulir seiring air mengalir
 Di dinding tebing mengucur airmata darah

Perang menjadi mainan tawa dan gairah
Langit sekadar saksi penuh coretan warna-warni
Di ujung mega menetesi bukit batu, setitik air

2/

2016

Penyanyi masih melagu dendang sumbang
Irama keras serupa lelaki pulang bergegas
Rumah-rumah ambruk, bayi-bayi terbaring mati

Dan di dataran tinggi semua bencana mengintai
Mencumbu keriangan siang ibarat panen bulir padi
Sepiring nasi dan semangkuk resah mohon diri

3/

2045

Bencana mencincang damai, demam terbakar sangsi
Air mengalir mengisi relung-relung hati
Saat gundah tak cukup hanya berdiam diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun