Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jejak Leluhur, Dokumentasi, dan Peringatan Hari Arsip di Noumea

10 Juni 2016   16:15 Diperbarui: 11 Juni 2016   16:35 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konjen Widyarka (kiri) bersama ibu Sriatoen (kedua kiri), Ibu Soearti Asri (ketiga) dan Kepala Arsip New Caledonia Inggrid Waneux (kanan)

Tidak banyak keturunan Jawa di New Caledonia yang mengetahui jejak leluhur yaitu kakek-nenek mereka, atau bahkan orang tua mereka, adalah orang Kontrak.

“Kurangnya komunikasi dengan keluarga akibat kesengsaraan pada masa lalu membuat para sesepuh enggan untuk menceritakan sejarah hidupnya. Mungkin mereka (para sesepuh) ingin mengubur kenangan pahit yang pernah mereka lalui.”

Hal itu dikemukakan sejarawan muda keturunan Indonesia Catherine Adi pada peringatan Hari Arsip Internasional, Kamis (9-6-2016), di Noumea.

Peringatan, Partisipasi

Peringatan Hari Arsip Internasional di Noumea - New Caledonia itu diisi dengan sebuah pameran bertajuk “1896 : Arrivée du 1er convoy des travailleurs Indonésiens en Nouvelle- Calédonie (Kedatangan konvoi pertama pekerja Indonesia di Kaledonia Baru)”.  Pameran ini merupakan bagian dari perayaan 120 tahun kedatangan masyarakat Jawa pertama kali ke New Caledonia.

Pameran Foto Beberapa Penumpang Kapal dari Batavia ke New Caledonia Pertama dan Terakhir.
Pameran Foto Beberapa Penumpang Kapal dari Batavia ke New Caledonia Pertama dan Terakhir.
Pameran terselenggara berkat kontribusi Catherine Adi. Sejarawan muda keturunan Indonesia itu menyatakan: tujuan utama penyelenggaraan pameran ini adalah untuk membantu keturunan Indonesia di New Caledonia lebih mengenal leluhurnya.

Sebelumnya Catherine Adi telah menulis buku berjudul “Orang Kontrak, les engages de Java sous contrat en Nouvelle-Caledonie de 1896 a 1955 (Orang Kontrak. Orang Jawa yang terlibat kontrak dengan New Caledonia dari tahun 1896 sampai 1955) ”,

Konjen Widyarka (kiri) bersama ibu Sriatoen (kedua kiri), Ibu Soearti Asri (ketiga) dan Kepala Arsip New Caledonia Inggrid Waneux (kanan)
Konjen Widyarka (kiri) bersama ibu Sriatoen (kedua kiri), Ibu Soearti Asri (ketiga) dan Kepala Arsip New Caledonia Inggrid Waneux (kanan)
Inggrid Waneux, Kepala Arsip New Caledonia menyatakan Lembaga Arsip New Caledonia sangat senang dapat berpartisipasi untuk memperkenalkan sejarah kedatangan orang Indonesia ke New Caledonia. Kesan-kesan yang dimilikinya: “Orang Indonesia cenderung pendiam, padahal mereka memiliki kontribusi besar dalam pembangunan New Caledonia.”

Siratoen, Soearti

Seorang pengunjung pameran Sriatoen Wantan sangat antusias mencari catatan dan arsip milik orang tuanya. Ia beruntung dokumen yang dicaikut ri ternyata dipamerkan pada salah satu ruang Gedung Arsip New Caledonia. Dokumen dan foto kedua orang tuanya saat pertama kali datang ke New Caledonia berhasil menarik kembali kenangan masa kecilnya.

ibu Soearti Asri menunjukkan foto ayahnya kepada Konjen RI Noumea
ibu Soearti Asri menunjukkan foto ayahnya kepada Konjen RI Noumea
Nenek sepuluh cucu dan satu cicit itu ketika dibawa oleh kedua orang tuanya ke New Caledonia masih berusia satu tahun. Ayahnya Soekatmo dan ibunya Ngadinah, merupakan penumpang kapal terakhir ‘Yang Tze’ tahun 1949 dari Batavia ke Noumea. Mereka bertekad untuk mencari penghidupan yang lebih baik di tanah seberang. Ayahnya sempat bekerja di perkebunan kopi dan buruh tambang di Provinsi Utara.

Rasa bahagia bercampur haru juga terpancar dari wajah Soearti Asri. Ia menemukan foto ayahnya Atmo Dipokromo asal Purworejo dan ibunya Djinah Setrodikromo asal Sleman tersimpan rapi dalam arsip. Selain dokumen tentang kedatangan mereka pertama kali ke New Caledonia, tersimpan pula catatan pernikahan kedua orang tua Soearti yang berlangsung di Noumea tahun 1939.  “Saya sangat senang bisa melihat foto-foto dan berbagai dokumen penting masa muda mereka.”

Tenaga Kerja, Adaptasi

Dari buku Chaterine Adi disebutkan masyarakat keturunan Jawa di New Caledonia dimulai ada sejak keluarnya aturan ‘Koeli Ordonantie’ pada tahun 1880. Aturan itu mengenai hubungan kerja antara buruh dan majikan untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja di perkebunan Belanda di Sumatra. Prancis yang merupakan sekutu Belanda, meminta pengiriman buruh dari Pulau Jawa untuk memenuhi kebutuhan pekerja pertambangan nikel dan perkebunan di New Caledonia, yang merupakan wilayah kekuasaan Prancis.

Diaspora Indonesia dan undangan meneliti dokumentasi dan foto jejak leluhur orang Jawa di New Caledonia
Diaspora Indonesia dan undangan meneliti dokumentasi dan foto jejak leluhur orang Jawa di New Caledonia
Sebanyak 170 pekerja tiba di New Caledonia pada tanggal 16 Februari 1896. Tanggal tersebut kemdian ditetapkan sebagai Hari Kedatangan Masyarakat Jawa Pertama Kali ke New Caledonia. Selanjutnya dari tahun 1896 hingga 1949, tercatat lebih dari 19.800 orang kontrak asal Indonesia berdatangan. Namun hanya yang tiba hingga tahun 1919 yang catatannya tersimpan di Arsip New Caledonia. Selain sebagai pekerja kontrak, kedatangan orang Indonesia setelah tahun 1950 bersifat sporadis dan atas kemauan sendiri.

Seiring perjalanan waktu, anak keturunan orang Jawa di New Caledonia berintegrasi dengan komunitas yang lain. Orang keturunan Indonesia dianggap paling mudah beradaptasi dengan komunitas yang lain dan dikenal sebagai pekerja yang tekun.

Cukup banyak pekerja kontrak orang Jawa yang kemudian pulang ke tanah air setelah Indonesia merdeka. Namun tidak sedikit yang memutuskan untuk tetap tinggal di New Caledonia untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik. Sampai saat ini, banyak generasi keturunan mereka yang belum mengenal Indonesia.

Dokumen, Koordinasi

Dokumen dan data para pekerja asal tanah Jawa ini didapatkan dari pihak Imigrasi Prancis. Semua keturunan Indonesia di New Caledonia dapat mengakses dokumen tersebut secara gratis di Lembaga Arsip New Caledonia. Namun, khusus bagi keturunan tidak langsung dari para pekerja asal tanah Jawa diperlukan surat izin dari pihak imigrasi untuk mengakses dokumen rahasia tersebut sesuai peraturan Pemerintah Prancis. Meskipun terbilang cukup lengkap, tidak seluruh data dan dokumen para orang kontrak dapat ditemukan di lembaga Arsip New Caledonia.

Ibu Sriatoen menunjukkan foto ayah dan ibunya kepada Konjen Widyarka
Ibu Sriatoen menunjukkan foto ayah dan ibunya kepada Konjen Widyarka
Untuk melengkapi dokumen orang kontrak dari Indonesia, secara khusus Ingrid Waneux minta bantuan kepada Konjen RI Noumea yang hadir dalam pameran tersebut. Ingrid berharap bisa mendapatkan copy dokumen keberangkatan dan dokumen kepulangan orang Jawa yang dikeluarkan dari Indonesia. Konjen RI Noumea Widyarka Ryananta menanggapi positif permintaan tersebut dan akan berkoordinasi dengan lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).***

Sumber informasi dan foto-foto:

Consulat Général de la République d’Indonésie  Nouméa

2, Rue Lamartine, Orphelinat

98800 Noumea

Nouvelle-Caledonie

Simak juga tulisan sebelumnya :

  1. /peran-marie-jo-siban-menghidupkan-tradisi-nyadran-di-new-caledonia
  2. dua-orang-new-caledonia-ikuti-program-beasiswa-seni-dan-budaya-indonesia-tahun-2016
  3. rusmaeni-dari-menari-hingga-duduk-di-kursi-parlemen-new-caledonia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun