Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Tantangan 100 Hari Menulis Novel) Cinta yang Menua - Bab VII – Dua

5 Juni 2016   14:24 Diperbarui: 9 Juni 2016   23:18 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tawuran di pasar rebo. Sumber gambar: wartakota.tribunnews.com

***

Terkait dengan adanya unsur sabotase itu anak buah Haji Lolong di Pasar Kebon Klengkeng yang jumlahnya mencapai ratusan orang preman dan tenaga kasar di sana sudah mengambil kesimpulan bahwa pihak lain telah mengincar kematian bos mereka.

Timo Chow sebagai tokoh Organisasi Cinta Damai dibawah pengawasan Haji Lolong  menyatakan perang terbuka terhadap siapapun yang mengincar kematian pimpinan mereka. “Hutang nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tidak ada kelompok lain di luar Geng Pasar Kebon Klengkeng yang berani mengusik keberadaan bahkan nyawa bos mereka kecuali Kelompok Seberang Laut. Maka mulai detik ini kami menyatakan perang terbuka dan menuntut balas.. . . . .!”

Kelompok yang dituding secara langsung itupun tentu tidak terima nama organisasi mereka dibawa-bawa dalam persoalan yang tidak mereka ketahui. Salim Buncis sebagai presiden kehormatan Kelompok tanpa perlu check and recheck menyatakan siap berperang. Tak lain memang kelompok mereka yang selama ini menjadi seteru kelompok preman di bawah pengaruh Haji Lolong.

Suasana panas dan saling ancam melalui media sosial tak mungkin dihindari. Dan kalau pihak aparat keamanan tidak cepat mengantisipasi  rencana perseteruan maka tawuran masal serupa perang kota bakal kembali meletus sangat dahsyatnya. . . . . . !  (Bersambung)

Kendal, 5 Juni 2016

Sumber gambar : di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun