Undanglah pihak pemerintah, dewan, penegak hukum, dan pengamat independen. Mintalah pada mereka sekedar hadiah bagi pemenang. Pemenangnya jelas bukan karena berteriaknya paling keras, gaya orasinya paling provokatif, atau rancangan demonya paling brutal. Yang dinilai tak lain adalah konsep dan peluang implementasinya paling logis, ilmiah, dan mudah/murah. Jika BBM tidak naik apa jalan keluarnya, jika harus naik bagaimana strategi dan upaya meredam dampak negatifnya.
Demo lain berupa adu menulis, pidato, melukis, beladiri, olahraga, paduan suara, cipta lagu, dan banyak lagi. Lomba kreatif lainnya? Dapat dilakukan di luar ruangan, tempat terbuka, bahkan jalan raya. Dikreasikan sedemikian sehingga pesertanya sekaligus menjadi bagian dari sebuah karnaval. Tinggal pilih mau bergaya fashion yang unik-heboh dan enak dilihat, tarian massal, musik massal, atau nyanyian massal. Banyak gaya demo unik yang dapat diadopsi.
Atau apa saja yang lain…. Coba bayangkan kalau ada demo menentang kenaikan harga BBM dengan membuka pasar murah. Demo dengan lomba masak nasi goreng untuk dimakan beramai-ramai. Lomba busana dan make up horor, dan banyak lagi.
Intinya, jangan ada yang terluka apalagi mati. Jangan membuang waktu, tenaga, dan biaya sia-sia. Jangan mengganggu sarana/prasarana dan kepentingan umum. Jangan membuat kegentingan dan ketakutan/kekhawatiran umum. Juga jangan mengganggu kegiatan kuliah, apalagi merusak fasilitas kampus. Dengan cara itu insya Allah semua menang. Mahasiswa sudah menyampaikan aspirasinya. Pemerintah dan pihak lain pasti lebih mudah mengakomodasikan aspirasi itu seberapa pun sederhana, kecil, sepele…
Ayo Demo, Aman Nyaman
Ajakan untuk terus berdemo tentu tidak salah jika suasana dan dinamika di dalamnya bernuansa refreshing, humor, unik, ramah, menyenangkan, edukatif dan kreatif. Pasti setiap ajakan berdemo bakal disambut dengan sangat antusias oleh siapa saja. Orang tua mahasiswa yang mungkin polisi, tentara, pegawai negeri, anggota dewan dan pengurus partai pengusung Pemerintah maupun opisisi, pengusaha dan masyarakat umum pasti antusias untuk ikut meramaikan.
Namun perlu ada yang mempelopori, mensponsori, dan mengorganisasi. Semua dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi tanpa ketakutan akan cedera apalagi hilang nyawa. Demo dengan rasa aman, nyaman, dan enak niscaya akan memperoleh simpati dan dukungan yang luas, besar, dan mendalam tentu saja. Mungkin belum hari-hari ini, atau minggu-minggu ini; entah kapan nanti gaya berdemo yang menyejukkan itu bakal terlaksana…! Ayo, demo…. demo…. demo!
Bandung, 17 November 2014
---------------Tulisan sebelumnya :Ihwal Pornografi dan Debat Kusir Sesudahnya
Betapa Mudah Menuduh Salah, Sikap Media dan Kita
Makanan Katering Tidak Enak. Lho Kok?