Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Dengkurmu, Doaku Polos dan Jujur

11 April 2022   04:17 Diperbarui: 11 April 2022   05:34 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

beristirahatlah, sebagaimana burung-burung yang terbang lepas kemudian pulang dalam ringkuk sarang, lelap memeluk kedamaian

biarkan kelelahan itu berbaring bersama teriakanmu yang nyaring, memanggil-manggil cintanya yang tak pernah kering

jika aku bangunkan, mimpi indahmu akan terhenti dan aku gagal menghidupkannya kembali

nanti saat kau terbangun dan membuka mata, aku perjalananmu yang berat dan sunyi, aku mimpimu yang terlambat bangun pagi,
langkah kakimu yang sering terhenti, atau air matamu yang kubasuh dengan sejuk embun pagi

nanti saat kupanggil dalam gigil sunyi, saat kicau burung membelah pagi, langkahku sebagaimana kabut, peluklah dalam setiap desis dan siut

dan setelah hangat mencumbu hitam rambutmu, puisiku kembali hadir dengan senyum termanis dan panggilan ritmis

dan gelora tumbuh membara pada rumpun-rumpun rindu di ujung pelangi yang menghias harum bait-bait sajakku

dalam setiap tarikan dengkur, doaku polos dan jujur, kesetiaan semoga senantiasa paniang umur

Yogyakarta, 11 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun