Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serpihan Pelangi

23 Oktober 2021   11:27 Diperbarui: 23 Oktober 2021   11:38 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kau memilih terdiam, merajut kembali serpihan pelangi di tebing senja yang berkali-kali terluka

butiran embun yang mulai menggigil menggali kenangan yang tenggelam dalam tumpukan kesedihan dikepung kecemasan

kurasakan sunyi tatapmu memberat disayat air mata yang tersesat dalam persembunyian rindu di antara kepingan bulan di matamu

saat kau beranjak, aku makin sesak menguraikan sisa jejakmu dan menerjemahkan bayangmu teramat perih di ujung mimpiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun