Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memaafkan dalam Diam

13 Mei 2021   22:25 Diperbarui: 13 Mei 2021   22:28 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Sugiyanta Pancasari

aku kembali terpuruk di sini, di satu Syawal dengan penuh rasa sesal dan gagal.

ada perih yang tertinggal, di saat Ramadhan pergi meniti jalan terjal, dan melepaskannya dengan napas yang tersengal.

takkan lagi kudengar, gema dan kumandang, lantunan ayat suci diqiraatkan, menyisir sepi dan dingin malam.

suara anak-anak mengaji, riuh yang terbunuh sepi, senja yang terkubur bilur, dan wajah bulan yang muram sendirian.

semua seakan terpaku di tempat sujudnya semula, meski shalat Id telah purna,
berkubang air mata, saat takmir membaca ikrar, tanpa sanak saudara berada di dekatnya.

dalam duduknya semua terbata mengeja kata maaf yang gagal diucapkannya, kecuali getar dibibirbya dan degup kencang dijantungnya.

dalam diam, jerit hatinya menggelora: biarpun tak ada jabat erat dan peluk hangat, kata maaf senantiasa bergumam, memenuhi relung hati terdalam.
sekuat-kuatnya covid memisahkan, kebersamaan takkan lepas dari genggaman
sejauh-jauhnya kerinduan mencampakkan, cinta yang akan kembali merekatkan

sesampai di rumah, setelah bertempur melawan kesendirian dan keterasingan
tikar tetap digelar, kaleng Khong Guan tetap dipersiapkan
mungkin malam nanti, saat pandemi tidur pulas, kau bisa memcuri-curi waktu untuk pulang sebentar, sekadar bermaaf-mafan,
memaknai hari kemenangan.

Jogja, 13 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun