Puisi Sugiyanta Pancasari
tak ada yang dapat melampauinya
sakit dan perihnya
sebandingpun tidak
membuka pintu rahim
memecahkan ketuban
dan darah yang tertumpah
jalan bagi buah hatiku
adalah puncak dari segala
rasa sakit yang pernah ada
saat bayi-bayi mungil berhasil lolos
menghirup udara untuk pertama kalinya
menangis keras memanggil dunia
jiwa ragaku hanyalah jembatan perantara
yang tak lagi berharga
cukup bagiku
mengenang beberapa detik saja
rasa nikmat dan bangga setelahnya
tanpa ada kata-kata mampu melukiskannya
Jogja, 15 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H