Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Narasi Seorang Penganggur

18 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 18 Januari 2021   12:52 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Sugiyanta Pancasari

berserak anak tertidur di dipan loak, juga di lantai dengan beralas tikar berbau apak
nasib seperti terinjak tak mau beranjak
dihimpit harga-harga yang terus melonjak
pandemi mengungkung kami dalam petak-petak
seperti takdir yang gagal kukuak
kalau begini bisa jadi tak bakal tertanak

kapan anak-anak jadi pintar
terima pelajaran sembari badan gemetar
perut keroncongan menahan lapar
di tengah pandemi paket kuota menumpuk tak terbayar
hidup miskin memang susah benar
belum repotnya jadi penganggur
pusing tujuh keliling badan seperti terbanting-banting
beras sedikit sedapat mungkin diulur-ulur
buat ganjal perut itu yang terpenting

sesungguhnya, apa sih yang salah di negeri ini
sumber daya alam melimpah, di laut dan di bumi
untuk memakmurkan rakyat, tak bakal habis digali
masalahnya, banyak pemimpin lupa tak mau peduli
mestinya rakyat hidup sejahtera dan makmur
tapi kalau niat baik dan nilai luhur telah hancur
di negeri sendiri kita terpaksa jadi batur*)
telanjur menangis arwah para leluhur

bertahan hidup saja susahnya setengah mati
hati terisris melihat berita di televisi
uang miliaran rupiah dikorupsi
jangan-jangan jantung kami yang digerogoti

Alamaaa....kkkkk, mati busuk kami
di pangkuan Ibu Pertiwi

*) pembantu

Jogja, 18 Januari 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun