Mohon tunggu...
sugita
sugita Mohon Tunggu... Guru - Menulis merupakan bagian hidup

Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Upaya Membentuk Karakter Anak agar Sesuai Harapan Orangtua

2 Oktober 2021   18:00 Diperbarui: 11 April 2022   22:15 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                         Dalam pepatah tersirat “ Buah jatuh tak jauh dari pohonnya “, hal ini mengisyaratkan bahwa karakter anak terbentuk sejak dini dari keluarga masing –masing.Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orang tua dan orang orang terdekat. https://youtu.be/uhpLLfZngMA

Setiap keluarga memiliki sejarah perjuangan, nilai-nilai dan kebiasaan turun-temurun yang secara tidak sadar akan membentuk karakter anak.

       Pengaruh keluarga sangat besar terhadap pembentukan karakter anak. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, soleh, serta tercukupi kebutuhannya. 

      Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak, karena pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga.Dengan demikian kebiasaan yang di lihat sehari –hari  anak dari orang tuannya akan diingat sepanjang hayatnya .

       Pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari menjadi model bagi pendidikan karakter bagi anak . 

Dalam hal ini peran keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki pengaruh luar biasa dalam pembentukan karakter suatu individu. 

       Keluarga menjalankan  perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak akan tetapi  merupakan tempat yang nyaman bagi anak dalam bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat hingga perilaku yang menyimpang.

       Selain itu keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama  bagi setiap insan baru untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rokhani dalam rangka persiapan pendidikan sekolah dan lingkungan atau masyarakat.

      Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dan karakter dalam keluarga mulai melemah . hal ini karena adanya arus globalisasi menyerang dari segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. 

     Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Dahulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada komputer.,sehingga tulisan, film, suara, musik, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. 

    Sebaliknya dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya.

        Adanya perubahan situasi  tersebut diperlukan sikap orang tua untuk  menyesuaikan diri dengan hal –hal baru terutama yang berdampak positif bagi  perkembangan putra –putrinya  dan menyaring maupun  menghindari yang ber efek negativ. 

       Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa peran keluarga sangat besar yakni sebagai penentu terbentuknya karakter manusia-manusia yang dilahirkan. Setiap orang tua tentunya ingin anaknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang cerdas dan memiliki budi pekerti yang mulia .

       Keluarga mempunyai pengaruh dalam pembentukan budi pekerti luhur anak. Seorang anak yang mempunyai budi pekerti luhur  selalu menunjukkan sikap sopan - santun , merupakan  insan yang  didambakan setiap orang tua.

 Agar anak memiliki  ketahaman mentaL yang kuat maka perlu dibekali dengan hal –hal sebagai berikut ;

1. Keimanan keagamaan  yang kuat.

Dengan dasar keyakinan agama yang kuat  , maka jika sewaktu –waktu akan  tergoda  dengan perbuatan menyimpang maka   anak berpikir   2 kali . Ia akan teringat dosa dan siksa yang dijalani jika akan melakukannya sehingga dia tidak akan melakukannya.

2.Penguatan dan Pemahaman Norma hidup

Aturan yang tidak tertulis yang berupa keyakinan bahwa semua perbuatan yang dilakukan nanti akan kembali ke diri kita perlu ditanamkan sejak dini ke anak . 

Tujuannya agar anak memiliki keyakinan dan keteguhan hati untuk selalu berbuat baik tidak tergoda dengan perilaku menyimpang yang selalu dihembuskan oleh syaitan.

3. Nasehat secara ruti dari orang tua .

Setiap waktu secara berkala anak diajak berbicara dan sambil senda gurau ,sambil dinasehati agar diarahkan  beribadah dan berbuat baik dengan sesama ,berperilaku sopan dan jangan sampai tergoda perbuatan yang sesat.

        Sebagai orang tua juga selalu  mendoakan agar putra dan putri kita menjadi anak yang sholeh , sholehkah berguna bagi nusa dan bangsa tercapai yang ingin dicita –citakan.https://youtu.be/uhpLLfZngMA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun