Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemana Mencari Gas Elpiji 3 kg????

23 Juni 2010   08:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah marak berita tentang “ledakan tabung gas elpiji 3kg” saya yakin berita yang hangat berikutnya adalah menghilangnya gas elpiji kemasan 3 kg dari pasaran. Para pengecer mengeluhkan sudah selama seminggu terakhir tidak mendapat pasokan, sehingga tabung-tabung kosong menumpuk, sementara sudah tidak ada lagi persediaan. Jika sudah demikian, maka tentu saja konsumen yang dibuat repot.

Hari ini beberapa pengecer saya datangi, dan semua menjawab sudah tidak memiliki persediaan. Sementara untuk membeli minyak tanah juga sudah tidak ada pengecer yang menjual, kecuali pada beberapa SPBU yang menjual Pertamnina dex, yang dengan kemasan 5 kg seharga Rp. 45.000,- Haruskah kami kembali menggunakan kayu bakar? Secara logis itu adalah pilihan yang tepat bagi keluarga yang mempunyai dapur cukup luas, namun bagi keluarga yang dapurnya sangat sempit pilihan itu cukup memusingkan.

Jadi apa sebenarnya maunya pemerintah (PERTAMINA)? Haruskah kami tetap menggunakan gas elpiji seperti dianjurkan pemerintah? Atau kami harus menggunakan minyak tanah yang juga sulit mencarinya? Jika kami kembali menggunakan kayu bakar, berapa lama lagi persediaan kayu bakar masih bisa diperoleh. Sebab meskipun kami tinggal di desa, kebanyakan kami tidak memiliki pohon untuk diebang sebagai kayu bakar, sebab lahan yang kami miliki Cuma 100 m2 untuk bangunan rumah.

Jika pemerintah konsisten dengan program konversi minak ke gas, sudah seharusnya persediaan di pasaran dijamin ketersediannya. Jika tidak, maka kekecewaan dan rasa ketidakadilan menghinggapi perasaan mayoritas rakyat yang masih membutuhkan gas elpiji 3 kg, sebab untuk mengganti dengan tabung kemasan 12 kg terkendala dengan harga tabung yang tidak terjangkau oleh masyarakat dengan penghasilan kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun