Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hari Lingkungan Hidup: Sebuah Angan-angan

4 Juni 2010   13:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

5 Juni yang diperingati sebagi Hari Lingkungan Hidup, barangkali bagian sebagian kecil orang sangat berarti, namun bagian sebagian yang lain mungkin sama sekali tak member kesan apapun. Bagi para aktivis lingkungan hidup, WALHI, Green Peace, atau apapun organisasinya, hari lingkungan hidup mempunyai makna khusus bagi perjuangan mereka. Demikian juga bagi pemerintah, khususnya Kementrian lingkungan Hidup, serta dinas-dinasdi tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Banyak tokoh yang bekerja dengan sukarela, mengabdi dengan tulusdemi kelestarian lingkungan hidup, demi keberlangsungan hidup makhluq hidup dalam habitatnya. Mereka bekerja tanpadidasarkankepada keinginan untuk terkenal, untuk mendapat pengakuan, juga tanpaharapan untuk mendapat keuntungan financial. Pada momen-momen tertentu mereka banyak disorot dan dipuja, namun beberapa saat kemudian mereka kembali dilupakan oleh khalayak. Kabar tentang para tokoh ini tenggelam oleh hiruk pikuk politik dan gemerlapanya kehidupan mewah di perkotaan. Juga tenggelam olehkeriuhan para supporter kesebelasan yang membuat rusuk dan merusak fasilitasyang ada serta menghancurkan taman-taman asri yang demi hidupnya telah menguras perhatian dan dana dari sebagian warga lainnya.

Mendengan serng terjadinya bencana banjir bandang diberbagai belahan bumi negeri ini, menimbulkan tanda tanya besar atas komitmen para pihak terhadap kelestarian lingkungan hidup. Apalagi jika diingat bahwa daerah yang pada saat musim hujan terlanda banjir, pada musim kemarau sangat sering mengalami kekeringan dan kekurangan air. Apa yang sebenarnya telah terjadi dengan alam di negeri ini? Apa yang salah berkaitan dengan pemeliharaan sumber air ???

Menilik banyaknya batang kayu yang terbawa arus air banjir, sudah dipastikan bahwa terjadinya banjir bandanga di berbagai daerah dikarenakan terjadinya perusakan terhadap hutan-hutan yang menjadi penyangga bagi resapan air hujan.Karena kerakusan sebagian orang yang menghendaki keuntungan sesaat dengan mendapatkankayu dengan harga murah, merka nekad mebangi hutan.Dampaknya nyata sekali, pada musim hujan terjadi banjir bandang yang melanda daerah di bagian yang lebih rendah, dan terjadi bencana tanah longsor di daerah yang lebih tinggi. Longsor dan erosi membawa material tanah dan lumpur yang semakin mempercepat pendangkalandasar sungai dan waduk. Sehingga sungai dan waduk tak mampu lagi menampung limpahan air hujan yang tidak terserap tanah. Dampak berikutnya, pada musim kemarau, sumber-sumber air mengalami kekeringan karena kandungan air tanah memang sdah habis. Air hujan tidak meresap masuk ke dalam tanah, melainkan mengalir dipermukaan tanah dengan membawa semua material humus yang ada di lapisan atas tanah. Dengan Demikian kondisi tanah bekas tebangan akan menjadi sangat tandus karena humusnya hilang, sementara waduk dan sungai dipenuhib gulma yang semakin memperparah pendangkalannya. Gulma tumbuh subur di sungai dan waduk sebab humus yang terbawa air mengendap di dasar waduk dan sungai.

Berpindahnya tandah subur ke dasar waduk dan sungai menyebabkan petani mengalami kesulitan untuk mengembangkan tanaman pertaniannya. Untuk mendukung pertumbuhan tanamannya, petani terpaksa memupuknya dengan pupuk buatan yang selain harganya sangat mahal, namun barangnya lebih sering langka dan sulit ditemukan di pasaran.Apalagi dengan kurangnya kesadaran petani akan dampak buruk pupuk kimia, semakin merusak kondisi tanah pertanian yang semakin tergantung kepada pupuk kimia.

Ada nasihat bijak yang mengatakan bahwa kekayaan alam yang kita nikmati saat ini adalah titipan anak cucu, bukan warisan nenek moyang. Namun ternyata nasihat bijak itu hanya tinggal nasihat. Banyak oknum tak bertanggung jawab tak memikirkan nasib yang akan dihadapi anak cucu mereka di masa yang akan datang. Mereka lebih mementingkan keuntungan sesaat yang dapat dinikmati pada saat ini.

Jadi……… Apa makna hari lingkungan hidup ini bagi kita????? Hanya sekedar seremoni???? Hanya sebatas teriak-teriak slogan??? Kita tunggu aksi nyata dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup, dengan karya nyata di lapangan bukan dengan diskusi dan seminar digedung-gedung dalam ruangan berpendingin

SELAMAT HARI LINGKUNGAN HIDUP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun