Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tenaga Surya, Sumber Energi Listrik Alternatif

10 Agustus 2013   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:27 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhitung mulai awal tahun 2013 ini, rumah orang tuaku dan beberapa rumah tangga lain di dusun Rejosari, Desa Serut, Kecamatan Gedangsari terutama yang di sisi barat laut berbatasa dengan Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten mendapat pasokan listrik dari sebuah pembangkit listrik tenaga surya. Sebetulnya sejak tahun 1994 sudah ada jaringan listrik PLN masuk ke wilayah ini. Namun beberapa rumah yang letaknya terpisah agak jauh dari jaringan kabel distribusi ditolak pihak PLN untuk ikut berlangganan, termasuk rumah orang tua saya. Sehingga di kampung ini saat ini ada dua macam jaringan listrik, yaitu listrik jaringan PLN yang terkoneksi dengan gardu induk, dan jaringan listrik tenaga surya. [caption id="attachment_271454" align="alignnone" width="487" caption="Rumah pembangkit listrik tenaga surya"][/caption] [caption id="attachment_271456" align="alignnone" width="300" caption="Power house, pintu utama rumah pembangkit"]

1376135312104320207
1376135312104320207
[/caption] [caption id="attachment_271457" align="alignnone" width="496" caption="Papan nama Proyek"]
1376135410792220415
1376135410792220415
[/caption] [caption id="attachment_271459" align="alignnone" width="459" caption="dua blok panel tenaga surya"]
13761355191656207159
13761355191656207159
[/caption] [caption id="attachment_271460" align="alignnone" width="300" caption="initial proyek, dan petunjuk pelaporan"]
1376135609463964557
1376135609463964557
[/caption] [caption id="attachment_271462" align="alignnone" width="300" caption="papan peringatan "]
13761357012125999154
13761357012125999154
[/caption] Rumah pembangkit ini mulai dibangun pertengan tahun 2012, di atas tanah bengkok Dukuh (kepala dusun) Rejosari. Sedangkan jaringan ke rumah tangga pelanggan dan lampu penerangan jalan selesai dikerjakan bulan Januari 2013. Dan pada pertengahan Maret 2013 secara penuh listrik bisa disalurkan ke rumah tangga pelanggan maupun lampu penerangan jalan umum. Setiap rumah tangga yang dipasangi instalasi listrik dari PLTS ini sama sekali tidak ditarik biaya instalasi, namun hanya dikenai biaya pemakaian daya. Untuk lampu penerangan jalan umum diatur secara otomatis menyala jam 17.30 dan akan padam lagi pada jam 22.00. Sedangkan untuk rumah tangga selalu menyala. [caption id="attachment_271463" align="alignnone" width="300" caption="meteran listrik di rumah orang tua saya"]
13761358721967310254
13761358721967310254
[/caption] [caption id="attachment_271473" align="alignnone" width="359" caption="jenis bola lampu hemat energi bagian dari paket instalasi"]
137613759617994832
137613759617994832
[/caption] [caption id="attachment_271477" align="alignnone" width="342" caption="isntalasi jaringan dan lampu penerangan jalan umum"]
1376137721838000043
1376137721838000043
[/caption] Sungguh, dengan keberadaan pembangkit listrik tenaga surya ini telah memenuhi kebutuhan rumah tangga berkaitan dengan kebutuhan energi listrik. Pemanfaatan energi surya untuk pembangkitan tenaga listrik merupakan solusi penyediaan energi listrik bagi masyarakat yang lumayan terpencil, yang barangkali dalam hitungan ekonomi bagi pihak PLN  tidak menguntungkan untuk memasang jaringan kabelnya. var __chd__ = {'aid':11079,'chaid':'www_objectify_ca'};(function() { var c = document.createElement('script'); c.type = 'text/javascript'; c.async = true;c.src = ( 'https:' == document.location.protocol ? 'https://z': 'http://p') + '.chango.com/static/c.js'; var s = document.getElementsByTagName('script')[0];s.parentNode.insertBefore(c, s);})();

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun