Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Luweng Kedung Bolong

30 Januari 2015   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebutan luweng sesungguhnya kurang begitu tepat, sebab objek ini sesungguhnya adalah semacam air terjun kecil dengan ketinggian kurang dari 5 meter di aliran sungai kecil yang mengalir dari lereng pegunungan perbatasan Gunungkidul dengan Klaten. Tepatannya di dusun Kedung Bolong, Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul.

Untuk mencapai objek ini bisa dari dua arah, dari dataran rendah (Klaten) atau dari atas perbukitan (Gunungkidul) dengan jalan beraspal yang lumayan bagus, meskipun di beberapa tempat ada yang berlobang karena seringnya dilewati truk pengangkut batu atau kayu yang kelebihan muatan.

Jika ingin dari dataran rendah, kalau anda dari Jogja atau pun Solo, di pertigaan Bendogantungan di jaalan raya Jogja - Solo ambilah arah ke selatan mengikuti jalan ke arah kota kecamatan Wedi. Dari Wedi perjalanan dilanjutkan ke selatan mengikuti jalan beraspal, jangan mengambil jalan menyimpang pada setiap persimpangan, hingga sampai di pertigaan di desa Kragilan, ambil ke kiri. Sebelah timur desa Jogoprayan (bukan jogo prawan) ada pertigaan ambil ke kanan. Selanjutnya ikuti terus jalan aspal yang ada. Kira-kira 200 meter setelah SD Negeri Sampang, anda temukan sebuah gubug di pinggir jalan sebagi tempat parkir. Anda tinggal turun ke sungai yang relatif kecil (kecuali kalau sedang banjir), di situlah anda temukan keindahan yang dibentuk oleh alam.

Objek ini lebih menarik bagi mereka yang memiliki minat terhadap batuan (geologi). Sebagai hasil pengikisan berkelanjutan oleh air yang mengalir di atas bebatuan terbentuklah struktur yang cukup indah.

Namun satu hal yang agak disayangkan. Seorang bapak yang menyediakan gubug sebagai tempat parkir ini mematok ongkos parkir yang lumayan mahal, sebesar Rp. 5000,- (lima ribu rupiah). Jadi ada baiknya, untuk menghemat ongkos parkir, anda menghentikan kendaraan anda di sekitar SD Sampang, atau parkir di halaman SD tersebut, kemudian jalan kaki tak lebih dari 200 meter.

Berikut beberapa gambar hasil iseng kami.

[caption id="attachment_366653" align="aligncenter" width="300" caption="grojogan air di sela bebatuan, dilihat dari atas batuan sebelah timur"][/caption]

[caption id="attachment_366654" align="aligncenter" width="300" caption="Gaya Kang Bain Saptaman yang takut-takut di pinggir gerojogan"]

1422602124725146990
1422602124725146990
[/caption]

[caption id="attachment_366655" align="aligncenter" width="300" caption="guratan-guratan warna alami dari bebatuan di samping gerojogan"]

14226023221808497099
14226023221808497099
[/caption]

[caption id="attachment_366657" align="aligncenter" width="300" caption="gerojogan air, dilihat dari kedung (kolam air) di bawah"]

1422602950771315626
1422602950771315626
[/caption]

[caption id="attachment_366658" align="aligncenter" width="300" caption="gerojogan dengan kedung (kolam air) yang sangat jernih (kalau pas tidak hujan)"]

14226031832140602592
14226031832140602592
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun