Mohon tunggu...
mas sugih
mas sugih Mohon Tunggu... -

sederhana tapi kaya raya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia KTP (68 Tahun Indonesia Merdeka)

18 Agustus 2013   01:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda pernah lihat sinetron Islam KTP?? sebuah tayangan sinetron di stasiun Tv bertemakan religi penuh majas satiris dengan menyindir kebanyakan mereka yang mengaku islam tapi tingkah lakunya jauh dari agama. Dari judul sinetron itulah saya terinspirasi untuk membuat tulisan ini.

Pagi tadi adalah tanggal  17.08.2013 (tulisan ini dibuat 18.08.2013 pukul 00.05) Hari Ulang tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia dan hari ini tepat berusia 68 tahun. Sudah tua dan seumuran mbah saya. Mungkin karena usianya sudah tua, warga Indonesia sudah banyak lupa, lupa kalau bangsa ini sudah tua, lupa kalau bangsa ini sudah merdeka sekian lamanya. Dulu semasa saya SD setiap agustusan sangat merasakan aura kegembiraan kemerdekaan, setiap malam menjelang agustusan(tgl 17) bernyanyi keliling kampung, sambil mukul kentongan, menyanyikan lagu lagu perjuangan, bermain petasan bumbung dan siangnya asik dengan kegiatan lomba-lomba seperti balapan dikarung # eh balap karung, makan krupuk digantung, sepeda lambat, lomba masukin pensil ke botol, bahkan lintas alam. Dan puncak acara jelang malam renungan 17-an makan bersama di perempatan jalan. Gapura warna-warni di tiap perempatan dan bendera merah putih di tiap pintu halaman, berkibar meriah seolah bangga menjadi indonesia ( Padahal ya cuma suka aja). Puncak kegembiraan itu berlanjut dengan melihat acara karnaval pembangunan dengan berbagi suguhan menarik dari tiap-tiap kampung, seolah menggambarkan, ini lho hasil kita merdeka...

Tapi itu dulu, cerita yang kini sedikit demi sedikit terkikis dengan bergantinya generasi, padahal belum sampai puluhan tahun. Kok bisa ya...di generasi kobokan junior ini saya tidak bisa menyaksikan lagi anak-anak bergembira merasakan kemerdekaan, tidak ada lagi nyanyian-nyanyian perjuangan, generasi kini lebih suka fesbukan, twitteran  dan mengekpresikan kemerdekaan lewat update status, bahkan nyanyian lagu-lagu perjuangan nyaris tak terdengar, berganti dengan nyanyian cinta 4l4y ABG macam Kobokan Junior, cerimbel dan sejenisnya yang berasa Korea Ngepoop..(K Poops).

Itu generasi mudanya, lalu apakabar generasi tuanya, ah ternyata sama saja. Saya sendiri tidak sempat bergembira dengan peristiwa agustusan, karena harus bekerja di tenggat dateline. untung saya bukan PNs jadi tidak berkewajiban apel kenaikan dan penurunan bendera, padahal kalau orang swasta disuruh upacara bendera mungkin akan lebih hikmat dari pda PNS-nya. Dan senyatanya generasi tua sibuk mikirin perut, tak peduli setua apa indonesia yang penting bisa menggapai semua keinginan dunia (ini bukan saya loh ya..)

Jadi sebegitukah orang indonesia saat ini. Ah mungkin itu  hanya perasaan saya saja, kalau anda juga merasakanya berarti ada kemungkinan feeling kita sama. Kita cuma orang yang ber KTP indonesia, tapi sudah lupa Indonesia itu apa, negara yang bagaimana, dan mungkin sudah tidak terlalu mikir apa dasar negaranya, apa itu UUD 45 dan semacamnya. Kita sudah fokus pada kebutuhan masing-masing yang sebenarnya sepele, urusan mengenyangkan perut dan syahwat lainya. Kita hanyut oleh gemuruhnya gombalisasi, gelombang informasi sampai lupa budaya sendiri. Tidak bisa membedakan lagi mana perjuangan mana pengabdian, yang ada hanya persaingan. Kita  juga mungkin lupa, kenapa dulu harus ada pahlawan yang berjuang memerdekakan indonesia dari penjajahan, lupa kenapa merdekanya  tanggal 17 dan seterusnya dan sterusnya. Upacara di lapangan cuma seremonial tanpa kebanggaan, upacara karena ada biaya yang harus di habiskan, anggaran pengamanan, anggaran paskibra, anggaran tasyakuran dan anggaran lainya yang bila ada kelebihannya bisa dimanfaatkan untuk tambahan uang saku. Semoga suudzon saya ini tidak benar.

Terakhir saya cuma terngiang katakata, "Jangan tanyakan apa yang Negara dapat perbuat untuk Anda, tetapi tanyakanlah apa yang dapat Anda perbuat untuk Negara!” kalau tidak salah itu kalimat JFK (rasa amerika). Kata-kata ini gombal banget..untuk saat ini..la ko nyimuttt....wong  pejabat negaranya dapat sogokan 200ribu US $, korupsi Milyaran  enjoy aja..bukankah  mereka telah mendapatkan 'sesuasu 'dari negara.wadepak. Kalau seandainya ada pejabat yang berkata-kata di atas tapi beberapa hari kemudian ketangkep KPK, sebagai warga yang ber KTP Indonesia, langkah saya untuk negara adalah saya bersedia mengketapel dia dengan kotoran kambing dan memenjarakanya di Ragunan. dah itu saja...Merdeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun