gambar: http://politik.pelitaonline.com
Penelusuran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pihak yang menjanjikan hadiah kepada mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dalam proses pelaksanaan dan perencanaan pembangunan sport center Hambalang, yakni selama dirinya menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi salah satu alasan kuat bahwa Anas terlibat korupsi (bnd. Tribun Pontianak, Rabu 27 Februari 2013). Betapa tidak? Johan Budi, selaku juru bicara KPK menegaskan bahwa Anas adalah salah satu orang yang menerima hadiah mobil Toyota Harier yang selama ini diberitakan, dari oknum yang sedang ditelusuri kebenarannya.
Jika Anas adalah salah satu dari penerima hadiah tersebut, maka itu berarti ada oknum yang lain lagi. Pertanyaannya adalah siapa? Nah itu misteri besar yang harus diungkap oleh KPK. Karena itu, masyarakat harus mendukung dan mengapresiasi kinerja mereka. Karena bagai manapun itu bukanlah tugas yang mudah. Tetapi baik yang sudah ditetapkan sebagai tersangka (Nazaruddin, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh dan bahkan kuat dugaan saya Anas Urbaningrum juga terlibat). Hanya saja dirinya (Anas) takut digantung di Monas. Betapa tidak? Dalam kesaksian yang berikan Nazaruddin, yang menyatakan bahwa Anas terlibat sebenarnya sarat dengan nilai-nilai kebenaran. Hanya saja cara hukum menanggapinya tidak serius. Sehingga selalu dianggap sebagai bukti yang tidak berdasar.
Lebih jauh dari itu, kuat dugaan lagi, bahwa kemungkinan besar Anas juga terlibat dalam skandal Bank Century, yang hingga saat ini tetap menjadi misteri tak terpecahkan. Bahkan Hendrawan Supratikno, Anggota Timwas Century dari Politisi PDI Perjuangan mengatakan, beberapa koleganya mengaku bahwa Anas akan menggungkap skandal Bank Century (Tribun Pontianak, 27 Februari 2013). Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya keterlibatan Anas tak usah diragukan lagi. Maka apa lagi dengan kasus Hambalang, sudah pasti ada kaitannya seperti kesaksian Nazaruddin akan keterlibatannya (Anas). Karena itu, sebaiknya Anas harus berani membuktikan janjinya bahwa dirinya siap digantung di Monas.
Hanya pahlawan yang membela kebenaran yang berani mengorbankan dirinya demi kepentingan bersama. Itu berarti, jika Anas takut, maka itu bukan pahlawan kebenaran, tetapi perorong, penipulasi dan penghianat kebenaran. Karena itu, dari setiap kata yang keluar dari mulut Anas tak ada sedikit pun nilai kebenarannya, kecuali kebohongan. Seharusnya pemerintah Indonesia berani menghukum mati (hukum gantung/tembak mati) para koruptor di negara Indonesia. Saya kira itulah cara yang tepat dan pantas diterima oleh seorang koruptor. Karena keadiran mereka tak ubahnya dengan teroris yang membuat geram dan resah masyarakat. Karena itu, dibutuhkan keseriusan dalam menangani kasus-kasus hukum yang ada Indonesia. Artinya, bukti dan fakta harus menjadi syarat utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H