Di pagi yang teramat sejuk dengan sinar mentari menerangi seluruh desa kecil yang terletak didaerah surakarta, Dengan penduduk yang bermayoritas seorang petani,pada musim penghujan bisa menanam padi tapi pada saat musim kemarau tanah-tanah itu tidak lagi bisa menjadi sumber penghasilan,disitulah saya mulai menjalani kehidupan.pagi itu saya kluar untuk bertutur sapa dengan orang-orang yang tak pernah saya rencanakan perkenalannya.selang beberapa bulanpun saya jalani dengan begitu baiknya dengan petani-petani itu,dikala waktu senggangku pun mencoba untuk bisa beradaptasi dengan keadaan bisa dibilang membantu penduduk di sawah menanam padi di kebun menanam jagung kacang tanah dll.
" Bapak mau kemana...?" ujar saya dengan sapaan. Â "oh..mas sugik,ini lo mau kesawah menanam padi" jawab pak semo ke saya.
saya bertanya lagi "boleh ikut pak?",, "ngeh mas sugik monggo,tapi gak papa to nanti panas"ujar pak semo, iya pak tidak apa-apa.
Hatipun terasa senang bisa membantu penduduk desa meskipun harus kotor-kotoran, kepanasan, gatal-gatal terkena terkena padi tapi disitu tidak menghalangi saya untuk membantu dan mengakrabkan diri,pagi beranjak siang pun datang dengan terik matahari yang menyengat kirimanpun datang "makanan"di bawakan oleh ibu makem  beliau adalah isti dari bapak semo,kita bertiga pun berteduh dibawah rindangnya pohon jati dengan di iringi angin yang berhembus sepoi-sepoi,dilanjutakan dengan sebuah obrolan yang sangat amat tak terduga.
"mas saya kan mempunyai anak gadis yang sudah berumur (usia nikah) saya itu tidak mencari menantu yang disitu kaya,bermartabat,mempunyai pangkat dll,tapi saya mencari calon menantu yang faham agama,bertanggung jawab,urusan harta saya tidak memprioritaskan sebab harta itu bisa dicari" ujar beliau kepada saya. "iya pak untuk jaman sekarang yang paling jadi prioritas adalah kefahaman agama dan tangung jawab untuk mencapai sebuah kluarga yg bahagia yakni sakinah mawadah warohmah" jawab saya ke beliau.
Dan singkat cerita karena sebuah motifasi yang sangat menyentuh hati saya,sayapun mencoba memberanikan diri untuk meminangnyaÂ
"mbak saya suka sama sampeyan" ucap saya dengan perasaan yang tak karuan padanya 'anisa sholikhah namanya'
"loh iya ta mas? ya udah saya bilang ke bapak sama ibu ,,mas sugik mau menghalalkan saya" ujar anis pada saya.mungkin dengan perasaan yang bahagia dia membahas perkara ini.
Dengan penuh rasa penasaran saya menunggu hingga esok terbitnya mentari diiringi suara ayam berkokok seakan menyampaikan sebuah kabar yang simpang siur,
"mbak bagaimana keputusan kluarganya?" tanya saya kedia. "alhamdulillah mas bapak sama ibu merestuinya"jawab gadis desa yang penuh warna diwajahnya. sambil berkata dia bapak sama ibu minta cepet mas paling tidak 3 bulan kedepan. "ohh iya gpp saya siap" ujar saya ke anis.
Saya pun menelpon kluarga dirumah dengan tutur sapa yang sopan basa basi tanya kabar"mak saya suka sama anak disini,saya sudah dapat restu dari kedua orang tuanya" memberi kabar saya kepada beliau dengan kaget emak saya berkata "looo iya ta? ya alhamdulillah kalo memang keputusanmu seperti itu emak sama bapak merestuinya,rencana kapan untuk hari H nya? "tanya ibu kesaya,"mereka minta 3 bulan kedepan mak" jawab saya pada beliau,"wahh sudah harus siap-siap ini,