Bagai air dan minyak, bicara beseteru dengan diam. Tuhan maha suci berfirman, Â "Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan." (QS.An-Nisa' : 114)
Pepatah mengatakan "Jika Bicara itu loyang, maka Diam itu emas." Lebih baik Diam, ketika Bicara menyebabkan sakit orang lain. Lebih terhormat Diam, ketika Bicara hanya untuk merendahkan orang lain. Betapa cerdiknya Diam, ketika Bicara dapat menjerumuskan orang lain. Betapa bijaknya Diam, ketika Bicara hanya untuk merugikan orang lain. Maka pertimbangkanlah !
Kapan kita bicara dan kapan kita diam?Â
Jangan Bicara tentang harta kita di hadapan orang yang miskin. Jangan Bicara tentang kesehatan kita di hadapan orang yang sakit. Hindari Bicara tentang kekuatan kita di hadapan orang yang lemah. Hindari Bicara tentang kebahagiaan kita di hadapan orang yang sedih. Jauhi Bicara tentang kebebasan kita di hadapan orang yang terpenjara. Jauhi Bicara tentang anak-anak di hadapan orang yang tidak punya keturunan. Harus selalu menempatkan lidah ini pada porsinya.
Seorang yang bijak, lebih banyak "Diam" daripada "Bicara."
Dia ibarat air yang selalu tenang dan menyenangkan.
Suci dan menyucikan.
Sejuk dan menyejukkan
Segar dan menyegarkan
Lembut dan melembutkan.