Kelompok KKN 22 UIN SAIZU berkolaborasi dengan Puskesmas menyelenggarakan edukasi pemilahan sampah dan menginisiasi program Bank Sampah sebagai solusi penanganan limbah sampah di Dusun Karang Pucung pada pagi (21/01/23).
Melihat antusias masyarakat, Hamid dan teman-teman kelompok 22 KKN UIN SAIZU tergerak ikut serta dalam penanganan permasalahan sampah yang cukup serius serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah.
“Berawal dari inisiatif masyarakat untuk bergerak memberantas permasalahan sampah di lingkungan dusun karang pucung khususnya sampah Domestik. Masyarakat meminta adanya edukasi dan program sebagai aktivitas gerakan peduli lingkungan dengan slogan ‘Sampahku Jadi Duit’. Ucap Bu wiwi
Edukasi ini memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah. Hal tersebut untuk mempermudah pembuangan dan pengolahan kembali.
“Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, atau sesuatu yang dibuang dari kegiatan manusia. Adapun jenis sampah seperti sampah organik dan anorganik, yang mana ketika tidak ada kesadaran dalam pemilahan dan pengolahan sampah dengan baik. Maka, akan berdampak buruk bagi kesehatan ataupun keeksotisan lingkungan karena Indonesia sudah overdosis sampah”. Ucap Hamid
Dalam edukasi, materi yang diberikan meliputi pengenalan sampah, jenis-jenis sampah, sumber sampah, dampak negatif sampah, solusi pengolahan sampah, dan pemilahan sampah sebagai bentuk merubah kebiasaan.
Edukasi dilanjut dengan pemaparan meknisme program Bank Sampah dan pembentukan kelompok bank sampah dusun karang pucung sebagai bentuk penanganan limbah sampah anorganik yang umumnya tidak mudah terurai secara alami dalam waktu yang relatif singkat.
“Bank Sampah juga merupakan program dari puskesmas. Saya melihat antusias dan kesadaran masyarakat yang mulai tumbuh, hal ini perlu dikawal sehingga tercipta kolektifitas dalam memberantas permasalahn sampah yang ada”. Ucap Pak widodo
Dengan adanya edukasi pemilahan dan program Bank sampah, menjadi suatu langkah yang bijak. Mengingat program bank sampah memiliki nilai ekonomis, juga menjadi alternatif menekan kuantitas sampah anorganik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H