PDB global tahun 2021 sebesar US$94 triliun (IMF, 2021), artinya proporsi PDB G20 pada kurun waktu yang sama sebesar 80% PDB global adalah sekitar US$ 75,2 triliun.
Dengan demikian, mata dunia kini mengarah ke Bali Indonesia dengan penuh harapan agar KTT G20 berjalan lancar dan berhasil merumuskan kebijakan-kebijakan global untuk pemulihan ekonomi pasca Covid-19 secara bersama dan secara lebih kuat di tengah "perang" Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.Â
Di sinilah urgensi adanya nilai-nilai kebersamaan dan kesetaraan. Sebagaimana bila sapu lidi, masing-masing lidi berdimensi setara dan berfungsi sama, kemudian diikat menjadi sapu lidi yang kuat untuk melakukan fungsinya sebagai sapu pembersih.
Tentunya negara-negara G20 diharapkan seperti bilah sapu lidi, harus memiliki kesetaraan dan menjadi lebih kuat dalam ikatan KTT G20 Presidensi Indonesia.
Sehingga masing-masing negara G20 dapat bekerja sama untuk pemulihan ekonomi secara bersama dan lebih kuat.
Presidensi Indonesia dengan filosofi sapu lidinya, "tidak akan terjadi suatu perubahan besar jika hanya dilakukan seseorang, walaupun orang tersebut sangat hebat".
Kemudian dijadikan tema KTT G20 recover together, recover stronger, tentunya akan berhasil mengikat negara-negara G20 menjadi semakin kuat, kompak, dan saling menghargai satu sama lain untuk kesejahteraan umat manusia dan perdamaian dunia.
Selain itu, nilai-nilai yang terkandung pada Bhinneka tunggal ika dan Pancasila adalah nilai-nilai milik bangsa Indonesia yang bersifat universal, sehingga Presidensi Indonesia tentunya akan mampu membangun atmosfer KTT G20 berdasarkan nilai-nilai luhur dimaksud.
Masing-masing negara G20 tentu saja masih dimungkinkan memiliki perbedaan-perbedaan dalam kebhinnekaan, namun harus berikhtiar untuk bersatu dalam keikaan.
Intinya, perbedaan adalah sunatullah, sementara persatuan adalah hal yang harus diupayakan secara gotong royong.