ASMAUL HUSNA 99 adalah “Kunci” Kebangkitan Agama dan Spiritualisme, yang terprogram bersemi di Bumi Pertiwi. SEMBILAN merupakan “Unify Numeric Symbolism” semua agama, yang dimanahkan kepada bangsa Indonesia untuk mengungkap maknanya.
SEMBILAN sebagai “Unify Religions Numeric Symbolism” tercatat dalam berbagai Kitab Suci, dan juga tersirat pada aneka logo agama-agama. Dan bilangan “Sembilan” ini juga tampil sebagai lambang utama berbagai budaya tradisi Nusantara, bahkan ada yang menganggapnya sebagai “bilangan sakral”. PHILOSOPHIA PERENNIS (Unify of Religions) atau “Wihdat ad-Dyan”, yaitu integralisme agama-agama yang beragam itu telah diatur pembuktiannya melalui bilangan “Sembilan”. Apabila dihubungkan dengan “99 Asmaul Husna” akan membuktikan keberadaan ALLAH Yang Maha Esa. ALLAH Maha Bijaksana, maka bilangan ini dan beragam maknanya dikemas melalui aneka logo agama-agama, di antaranya Pakuah - TAO (Cina), Mandala – HINDU, Swastika – BUDDHA, Ka’bah – Millah Ibrahim, Bulan Bintang – ISLAM, Salib – NASRANI, Bintang Daud – JAHUDI.
“Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!” (Q.S. 4 AN NISAA’ 71).
PHILOSOPHIA PERENNIS membuktikan adanya kesatuan agama-agama, dan sekaligus menegaskan bahwa diturunkannya agama-agama sesungguhnya untuk mempersatukan beragam umat manusia, bukan untuk memecah-belah. Keragaman memang diperlukan sesuai dengan fitrah alami manusia, sifatnya complementary. Manusia mahluk “paradoxal”, pada satu sisi ada naluri bermasyarakat atau berhimpun (flocking), di sisi lain ada kecenderungan berpecah-belah (conflicts). Agama mengajarkan “management of conflicts” melalui “aturan” dan “peran” (rules and roles), yang disesuikan dengan kecenderungan paradox integration-disintegration tersebut.
KRISIS GLOBAL yang multidimensional kini menghantui kehidupan umat manusia di segenap penjuru bumi. Kaum cerdik pandai di mana pun ternyata gagap mengatasinya, karena sudah sampai ambang “level of incompetence”. Namun, di samping itu tampillah gejala “Kebangkitan Agama-agama dan Spiritualisme”, yang seiring dengan upaya manusia untuk menggalang “kerukunan dan kerjasama antar umat beragama”. Keduanya terlihat di seluruh kawasan Nusantara, yang bisa ditengarai sebagai pertanda bahwa kebangkitan tersebut sedang bersemi di Bumi Pertiwi. Kenyataan ini juga bisa ditanggapi sebagai isyarat, bahwa Agama-agama dan Spiritualisme sebagai integrated systems sedang diuji-ulang melalui “critical conditions” Indonesia.
Kini saatnya misteri bilangan “Sembilan” diungkapkan oleh bangsa Indonesia, karena ini merupakan “kunci” pembuka pintu “kerukunan dan kerjasama antar umat beragama”. Presiden SBY seyogyanya mengambil prakarsa dengan mengerahkan kaum intelektual untuk keperluan ini, dibantu oleh Sultan Hamengku Buwono X dan DR. T.B. Silalahi. Berikut ini saya sertakan beberapa data (gambar) yang ada relevansinya dengan analisis tersebut di atas. Banyak pihak yang perlu diikut-sertakan dalam diskusi agar tingkat akurasinya lebih tinggi, namun tidak ada gunanya melibatkan orang-orang yang tidak beragama maupun yang tidak berbudaya, supaya tertib.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Bedhoyo Ketawang Songo, Gordang Sambilan (Batak), Candi Gedong Songo.
*
*
*
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H