Mohon tunggu...
Sugiarti Yusuf
Sugiarti Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Islamic Economics and Business Economic Leader | Universitas Hasanuddin

Awardee BSI Scholarship Unggulan 2024

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Inovasi Tambak Digital: Peran Pemuda dalam Mendukung Ekonomi Berkelanjutan #UangKita untuk Masa Depan Indonesia

25 Desember 2024   03:00 Diperbarui: 25 Desember 2024   00:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi Tambak Digital sebagai Peran Pemuda dalam Mendukung Ekonomi Berkelanjutan

Perekonomian di Indonesia saat ini menunjukkan perpaduan antara tantangan dan peluang, yang dipengaruhi oleh berbagai dinamika global dan lokal yang melibatkan kemajuan teknologi, perubahan pola konsumsi, tantangan lingkungan, serta ketidakpastian geopolitik.  Dalam menghadapi dinamika global ini, inovasi teknologi seharusnya menjadi fokus utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Salah satu contoh inovasi yang relevan adalah tambak digital, yang memanfaatkan teknologi modern dan pendekatan keberlanjutan untuk meningkatkan produktivitas tambak udang. Dengan #UangKita generasi muda dapat mendukung perkembangan tambak digital melalui investasi kreatif dan pengelolaan sumber daya yang berorientasi pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Kenapa tambak udang?

Pengelolaan tambak udang merupakan peluang yang sangat besar, mengingat kontribusi sektor ini yang terus meningkat terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor udang mencapai 2,16 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau berkontribusi 34,57% dari nilai ekspor perikanan Indonesia pada tahun 2022. Di tahun yang sama, capaian produksi udang sebesar 1,09 juta ton (Satu Data, 2022), naik 15% dibandingkan produksi tahun 2021 sebesar 953 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya udang memiliki potensi pengembangan, baik secara produksi maupun pemanfaatan lahan secara optimal.

Seperti yang kita ketahui, pada umumnya, petambak udang hanya di dominasi oleh orang tua karena terasa rumit, harus kotor-kotoran, panas, dan bau amis. Namun, dengan perkembangan teknologi yang menawarkan solusi praktis dan efisien, serta melihat peluang bisnis yang sangat menjajikan mendorong generasi muda terjun dalam budidaya udang. Sebagai contoh Inovasi Tambak Digital yang dikembangkan oleh Fikrang dengan penerapan sistem Internet of Things (IoT).   Teknologi ini memungkinkan pengelolaan tambak dilakukan dengan lebih efisien, seperti menghitung jumlah udang di kolam, mengukur berat udang secara akurat, dan menganalisis data untuk memaksimalkan hasil produksi. Dengan pendekatan berbasis data ini, pembudidaya dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan keuntungan. (Media Indonesia, 29 September 2024)

Tak hanya itu, petambak milenial Aruma yang mengelola kolam sebanyak 29 unit dengan kapasitas 870 ton air cukup menggunakan aplikasi smart farming pada ponselnya. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur canggih, seperti automatic feeder untuk mengatur pemberian pakan dan water quality monitoring untuk mengontrol kualitas air. Berkat teknologi ini hasil panennya bisa mencapai 10 kali lipat dibandingkan kolam tradisional. (Suara Merdeka, 7 April 2021)

Fakta ini menunjukkan bahwa tambak digital tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga sangat bergantung pada peran anak muda dalam menciptakan inovasi yang memberikan manfaat besar bagi sektor perikanan. Generasi muda dengan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap teknologi modern dapat menjadi penggerak utama transformasi tambak tradisional menjadi tambak digital.

Tambak digital yang didukung oleh #Uangkita melalui investasi kreatif untuk pengembangan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT) sehingga mengurangi pemborosan sumber daya, meningkatkan efisiensi, mengurangi resiko, dan memaksimalkan hasil produksi. Dengan dukungan Komunita, pelaku tambak digital dapat memanfaatkan edukasi tentang investasi dan perencanaan keuangan. Ini penting agar dana yang didapat dari investor atau hasil usaha bisa dikelola dengan efektif untuk mendukung keberlanjutan bisnis tambak.

Apa tantangan yang dihadapi dalam tambak digital?

Meskipun tambak digital telah membuktikan memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi, penerapannya tidak selalu berjalan mulus. Tentu akan banyak tantangan yang muncul, terutama saat diadopsi di lapangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang perlu di perhatikan Ketika ingin memulai tambak digital:

1.  Tingginya Biaya Implementasi Teknologi

Tambak digital membutuhkan investasi awal yang sangat besar, terutama untuk perangkat seperti sensor IoT, Automatic Feeder, dan sistem pemantaun kualitas air. Hal ini menjadi hambatam utama bagi petambak skala kecil yang memiliki keterbatasan modal.

2. Kurangnya Pengetahuan Teknologi

Tidak semua petambak memiliki pengetahuan atau kemampuan untuk menggunakan perangkat digital. Kurangnya pelatihan dan edukasi membuat teknologi yang canggih sulit diterapkan dengan optimal.

3. Keterbatasan Infrastruktur Internet

Teknologi tambak digital sangat bergantung pada koneksi internet yang stabil untuk mengirim dan menerima data secara real-time. Namun, masih banyak di wilayah pesisir akses internet masih terbatas atau tidak stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun