Bayi kembar siam asal Jombang, Jawa Timur, yakni Rochman-Rochim, Sabtu ini (9/4), akhirnya menjalani operasi pemisahan di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSU dr. Soetomo, Surabaya. Sesuai dengan jadwal operasi, pemisahan anak kembar siam dengan nama asli Abdurrohman dan Abdurrohim itu dilakukan di lantai enam GBPT, kamar operasi 609. Diperkirakan operasi yang rumit ini akan memakan waktu sekitar 27 jam, dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran.
Puluhan wartawan dari media cetak dan elektronik ikut menyaksikan suasana operasi secara langsung dari Ruang pertemuan di lantai dasar GBPT yang telah disulap menjadi ruang pers. Dua layar televisi disambungkan kamar operasi 609.
"Kondisi Rochman dan Rochim sangat memungkinkan untuk dilakukan operasi hari ini. Seluruh tim dan alat penunjang lainnya juga sudah siap," kata Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST), dr. Agus Harianto SpA(K) kepada wartawan. Rochman dan Rochim yang dilahirkan di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 9 april 2009 itu mengalami dempet pinggul atau dikenal sebagai pygopagus. Kembar siam (conjoined twins) adalah anak kembar dari satu sel telur yang pada perkembangannya berbagai organ tubuhnya masih menyatu. Pada kasus Rochman dan Rochim selain dempet pinggul, alat kelaminnya hanya satu. Dokter sempat berdebat kepada bayi yang mana penis akan diberikan. Sebelum pembedahan dilangsungkan, terlebih dahulu tim dokter anestesi pediatrik melakukan premedikasi di ruang khusus. Pada saat itu dilakukan labelisasi pada selang infus dan buret serta darah. Sebelumnya sudah dilakukan labelisasi dengan kertas merah atau kuning pada seluruh peralatan, dan obat-obat anestesi. Tujuannya untuk identifikasi supaya tidak terjadi kesalahan pemberian obat dan penilaian status vital pasien oleh dokter anestesi. Sekitar pukul 08.00 dilakukan pembiusan bayi kembar pertama yang ditandai dengan label merah. Dilakukan induksi obat propofol intravena sejumlah 10 mg dan setelah pemberian obat pelemas otot, dilakukan intubasi, yaitu pemasangan selang nafas. Selang nafas kemudian disambung ke mesin anestesi. Tindakan yang sama kemudian dilakukan terhadap bayi kembar kedua, yang dilabel dengan warna kuning. Jadi pembiusan dilakukan satu persatu. Pukul 09.00 dilakukan pemasangan kateter vena sentral (VCV) oleh dua dokter anestesi secara bersamaan terhadap kedua bayi, disusul dengan pemasangan arterial line. Setelah dokter anestesi selesai, giliran dokter bedah melakukan tugasnya. Kedua bayi dibersihkan, atau disebut sebagai desinfeksi. Kemudian ahli bedah urologi melakukan cystoscopy dilanjutkan dengan pemasangan urethral stent ke Rochman dan Rochim. Setelah melihat bahwa secara anatomi bahwa alat kelamin lebih dominan dari tubuh Rochim, akhirnya dokter urologi memutuskan untuk memberikan penis kepada Rochim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H