Mohon tunggu...
Sugeng Abdullah
Sugeng Abdullah Mohon Tunggu... Dosen - Mengaku sebagai Sanitarian Indonesia. Ia adalah tipe orang desa yang tidak mau ketinggalan jaman, meskipun kenyataannya selalu ketinggalan. Memiliki latar belakang pesantren (Tebuireng), Kesehatan Lingkungan (SPPH,APK Purwokerto), Keguruan (IKIP Semarang), Teknik Lingkungan (ITS Surabaya)dan Ilmu Lingkungan (UGM Yogyakarta). Ia juga sebagai Dosen di Program Studi D3 dan D4 Kesehatan Lingkungan Purwokerto. Pernah diberi tugas tambahan sebagai Ketua Unit Bengkel Kerja, Koordinator II Bidang Kemahasiswaan, Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, Anggota Senat Poltekkes. Penerima Penghargaan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden SBY dan Jokowi. Aktif di organisasi HAKLI, APTKLI, MTKP, Koperasi dan Sosial Keagamaan

asli orang desa yang tidak mau ketinggalan jaman, meskipun kenyataannya selalu ketinggalan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjadi Juru Bicara Pohon

1 Desember 2014   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENJADI JURU BICARA POHON

Oleh: Sugeng Abdullah.

Selalu saja ada manusia yang tidak mau tahu dengan keberadaan pohon.Tanpa berpikir panjang pohon ditebang. Argumen yang dikemukanan selalu klasik, diantaranya alasan keamanan, peremajaan, atau pembangunan.Pohon(misal nya di Kampus 7 Poltekkes Baturaden)memiliki fungsi yang sangat banyak.Minimal memiliki manfaat historis, ekologis, estetis bahkanreligius.

Apabila pohon itu berada di tempat tertentu, ditanam oleh seseorang (atau pejabat)dalam sebuah event tertentu dan telah berusia lebih dari 50 tahun, tentu memiliki nilai historis yang tak mungkin digantikan dengan pohon yang baru. Pohon –pohon yang berada di kampus 7 banyak yang termasuk dalam kategori ini.

Manfaat ekologis dari pohon telah banyak dirasakan oleh manusia. Pohon akan sangat menentukan iklim mikro. Berteduh dari terik matahari akan terasa lebih nyaman dari pada berteduh dibawah bangunan buatan manusia. Pohon juga sebagai habitat satwa atau burung,sebagai penahan angin, sebagai penahan longsor, sebagai penyimpan air, dan fungsi ekologis lainnya.

Lingkungan yang banyak ditumbuhioleh beraneka macam pohon akan tampak asri dan indah menyejukkan. Sebaliknya, lingkungan yang tidak ada pohon akan tampak gersang.Penempatan penanaman pohon dan pemilihan ragam kombinasispesies pohon sertaperawatan yang baikakan melahirkan nuasa keindahan lingkungan yang memukau dan mengesankan. Sangateksotik dan sangat estetik.

Pohon dapat bermanfaat religious. Dalam kepercayaananimisme pohon yangsudahberumur panjang, posturnya kokoh dan besar merimbun, seringdiyakinimemiliki “Nyawa”. Nyawa itulah yang dikenal sebagai penghuni atau penunggu yangdapat memberikan berkah.Dalam kepercayaan ini, perhormatan atau pemujaan terhadap pohon merupakan ritual yang musti dilangsungkan.

Agama Islam memposisikan pohon sebagaisaranauntuk beribadah. Ada sepotong hadist darisahabat Muazyang menyatakan bahwa : “ … ada tujuh macam pahala yang tak akan terputus meskipun sudah di alam qubur, diantaranyaadalah menanam pohon …”.Selama pohon itumasih tumbuh, maka selama itu pula akan memberikan pahala bagi yang menanamnya.

Menebang pohon kira-kira dapat dianalogikan dengan membunuh manusia. Boleh saja membunuhmanusia bila telah memenuhi kriteria tertentu. Bolehsaja menebang pohonbila telah memenuhicriteria dan syarat yang ditentukan.

Menebang pohon dapatdianggap menghilangkan jejak sejarah. Pada titik tertentubahkan dapat masuk dalam kategori kriminal. Menebang pohon dapat berarti mengganggu keseimbangan ekologis. Menebang pohon dapatdituduh menghilangkan keindahan dan keasrian lingkungan. Menebang pohon dapat memperoleh laknat karena memutus amal dan ladang pahalabagi si penanam.

Manusia yang bijak tentu tidak akan sembarang menebang pohon. Menanam pohonmerupakan amal kebajikan sebagai cerminan kesalihan sosial dan peduli lingkungan.Saya ingin menjadi Juru Bicara Pohon. Marimenanam pohon dengan niat ibadah. Jangan sembarang menebang pohon.

Purwokerto, 1 Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun