Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Perilaku Hedon Pejabat, Berdampak Pada Perangkat Desa

26 April 2023   10:04 Diperbarui: 26 April 2023   10:05 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan pejabat menjadi sorotan bahkan nyiyiran publik di media sosial terkait perilaku mereka yang kerap flexing. pamer harta, mobil mewah serta eksis ditempat-tempat bergengsi. sebenarnya sah sah saja jika mereka selain menjadi pejabat, punya usaha yang ril dan memang benar keberadaannya. bukan seolah olah punya pabrik tapi hanya untuk mengelabuhi.

namun berdasar fakta ternyata mereka benar melakukan pencucian uang hingga korupsi, harta tak wajar pasti dikejar bukan hanya aparat secara batinpun pasti merasa gundah dan tidak ada kedamaian.

dari ramainya kejadian di atas ternyata berdampak pula ke pejabat desa yakni perangkat desa. memang ada kepala desa dan perangkat desa yang ikut berperilaku hedon dan menyelewengkan anggaran desa dan itu sudah diproses lewat jalur hukum. ada pula yang sudah dihakimi dan dijebloskan ke penjara.

saya sendiri perangkat desa, merasakan bahwa keberadaan kami mengalami pergeseran nilai sosial, kami dianggap pejabat yang sama dengan mereka. kredibilitas perangkat desa digerogoti hingga kami tidak diberi ruang untuk berbuat seperti membeli apapun.

apalagi sekarang media sosial begitu cepat dan informasi begitu luas ada yang posting khusus menyoroti pejabat, gaji perangkat desa dan segala sumber penghasilan pegawai. 

gaji perangkat desa 2.050.000 perbulan tapi gaya hidup bak anggota dewan juga menjadi sorotan, sesak nafas saya. sebagai perangkat desa ruang gerak saya sangat sesak. bisa sedikit saya jelaskan kenapa perangkat desa ada yang bergaya hidup hedon itu lebih kepada personal bukan semua pejabat desa sama. ada memang perangkat desa yang tidak mau dianggap cupu, masa pejabat cupu diakui ada yang seperti itu. namun saya pribadi biasa saja berkaca dari penghasilan yang pas pasan rasanya tak pas jika harus dipaksa untuk mengikuti tren. beda jika saya punya usaha diluar sana mungkin saya lebih baik resign dari perangkat desa.

perangkat desa tidak bisa usaha sampingan disamping terkendala modal juga tidak bisa fokus, menjadi perangkat desa full itu butuh energi yang luar biasa. support dari masyarakat merupakan energi positif yang kami butuhkan, jika kondisinya seperti sekarang mungkin akan lebih berat lagi. hidup bak didalam rumah kaca gerak gerik perangkat desa selalu diawasi, membeli motor padahal kredit menjadi gunjingan apalagi membeli sawah bisa jadi artis desa.

kami belum percaya diri jika harus resign dari perangkat desa, sementara kami sudah berkeluarga umur juga sudah mulai menua mau usaha apa dan kerja apa, beban mental seorang perangkat desa itu jangan dianggap enteng. seseorang yang biasa mendapat tempat di desa kemudian merubah haluan putar balik berhenti dan nganggur itu akan jadi depresi berat. tekanan dari luar dinggap mudah yang paling berat adalah tekanan dari keluarga yang butuh tanggungjawab dan nafkah.

yah kami ini orang yang terjebak. beri kami motivasi agar percaya diri beri kami petunjuk jalan usaha yang menghasilkan agar kami bisa keluar dari kubangan gunjingan.

berkata itu mudah apalagi mencibir. mental baja modal utama wajah tembok itu sudah keharusan menjadi seorang perangkat desa dampak sosial itu ibarat ombak besar yang terus menghantam kami. apalagi dengan adanya bansos, yang mendapat tenang dan senang saja. yang tidak mendapatkan bansos itu hadapannya perangkat desa, bayangkan pertanyaan yang sama dengan jawaban yang sama tapi ditanyakan orang yang berbeda satu desa silih berganti menjelaskan. apa perlu jawaban itu dibuat rekaman dan diputar di aula balai desa...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun