Idul Adha hari Raya Qurban, diilhami dari riwayat Nabi Ibrahim Alaihi Salam.
Pembuktian ketaqwaan hamba terhadap Tuhannya, seorang ayah diperintahkan untuk menyembelih putra kesayangan Nabi Ismail Alaihi Salam.
Dari kisah di atas dapat dipetik pelajaran bahwa pengabdian kepada sang Khalik adalah utama. Hingga pada titik keikhlasan Allah SWT menggantinya dengan seekor domba.
Maka sejak saat itulah Idul Adha ada, ditandai dengan qurban pada tanggal 10 Dzulhijah.
Berkurban bagi mereka yang mampu, mampu disini bukan dilihat dari strata ekonomi, karena bukan hanya orang yang bergelimang harta saja yang diwajibkan, melainkan bagi mereka yang mampu.
Mampu berkurban, miskin jika mampu berkurban maka suatu kemuliaan. Kaya tapi tidak mampu berkurban apalah artinya.
Kurban melepaskan harta, mengikhlaskan harta kita dijalan Allah, bisa diartikan  meningkatkan nilai keimanan kita kepada-Nya Allah SWT.
Seiring perkembangan jaman kini cara berkurban demi syiar dan melaksanakan anjuran. Berkurban tidak harus mahal yakni dengan metode arisan kurban. ada dibeberapa tempat menggunakan  cara ini.
Di Desa Cenang Kecamatan Songgom - Brebes ada beberapa musola melaksanakan kurban dengan cara arisan. Kaum lingkungan musola dengan dikoordinir salah satu pengurus menghimpun warga yang niat berkurban namun secara ekonomi terbatas.
Dari niat yang sama warga, dibentuklah arisan kurban sedikitnya ada 20 orang anggota yang mana setiap menjelang idul adha anggota ini iuran sebesar 400 ribu. Didapati iuran tersebut bisa dibelikan 2 ekor kambing atau lebih ssuai kesepakatan dalam rapat anggota.