Tahukah kita, apa yang kita lihat dengan penglihatan kita. Serupa tapi tak sama, sama tapi beda makna.
Dari kehidupan tentu banyak sekali memberikan kita pelajaran hikmah serta manfaat. Tanpa kita sadari semua pandangan kita punya cerita hanya saja momen itu hanya berlalu saja. Cerita jika tidak tertuang maka akan hilang, apalagi rasa jika kita menyerah maka hilanglah kesempatan kita.
Cerita dan rasa tersambung dalam alur saling berdampingan. Rasa akan bercerita ketika diungkapkan hanya saja hasil rasa akan beda jika rasa itu hanya menggelayut didalam angan saja.
Rasa yang terungkap akan merangkai cerita sesuai keadaan rasa itu saat diungkapkan apakah manis atau sebaliknya. Ibarat sebuah program ada konsekuensi ketika salah atau benar dalam menjalankannya.
Kaca Benggala Kehidupan terlihat jika kita dalam renung telaah sinyal yang melintas didepan mata kita. Anak adalah kaca kehidupan kita duplikasi nyata yang secara fisik berbeda namun ada watak dan tabiat yang terwaris disana.
Kaca Benggala disini bukan macam cctv kaya jaman Mak Lampir di serial film kolosal namun cerminan kehidupan yang terlihat setiap hari, itu jika kita amati.
Rasa peka yang hanya bisa mencapainya dan terus diabadikan dalam coretan tinta digital.
Kaca benggala kehidupan ibarat cermin kita dalam introspeksi diri selanjutnya tinggal kesiapan ego untuk merendahkan tahtanya menuju pahitnya perubahan.
Detik demi detik mesti diusahakan ada saatnya kita tidak merasa ada dan berguna itulah fase menyebalkan namun harus terus dilewati, menyerah bukan pilihan jika masa depan adalah harga mati terus berbuat duplikasi hari hari tanpa modifikasi itu saja bisa membuahkan prestasi. Konsistensi bukan sensasi itu kuncinya.
Cerita bisa menguraikan menurut pengalaman dan praktek rasa, setelah semua terlewati tanpa sadar ada pada titik kebaikan rasa dahaga hingga keluarnya air mata bukan lagi cara mengeluarkan keluhan. Melainkan tangis bahagia bisa berbut  melewati perubahan.
Salam damai KBC-45