Sejumlah portal berita ramai membicarakan bantuan sosial sampai sampai laman tabloid motorplus-online.com bertengger diurutan teratas google mengangkat topik bantuan sosial.
Tak bisa dipungkiri sejak pandemi covid 19 melanda kondisi ekonomi mengalami ketidakpastian bahkan bisa dibilang krisis, gara gara virus corona pemerintah terpaksa mengambil kebijakan simalakama. Pilih sehat apa kelaparan?
Itu bukan pilihan tapi corona tidak bisa dibiarkan merajalela. Demi kemaslahatan umat dan keselamatan jiwa langkah pahit harus ditempuh pemerintah dengan membatasi kegiatan sosial hingga ekonomi. Langkah ini yang kemudian pemerintah harus memutar otak.
Bagaimana caranya agar virus bisa ditekan rakyat tetap bisa makan. Walhasil pemerintah harus banting setir semua anggaran terkena refokusing program penanggulangan bencana non alam ini.
Maka agar keberlangsungan hidup rakyat terus berjalan, langkah yang paling mungkin bisa diambil adalah dengan mengucurkan sejumlah bantuan sosial.
BLT pun dianggap mampu memberikan secerca harapan hidup bagi mereka yang terdampak walau pada prakteknya ada kesimpangsiuran data serta carut marut distribusi bantuan yang dianggap belum sepenuhnya tepat sasaran.
Imabsnya pada pemerintah dibawahnya, aduan dan hujatan terkait bansos tak pernah sepi  bagi mereka yang sudah memperoleh bantuan bagai bertemu sumber air ditengah gurun pasir, bagi yang jelas terdampak namun tidak mendapatkan bantuan, ini menjadi tanggungjawab pemerintah desa.
Akibat covid-19 perencanaan pembangunan di desa ambyar bagaimana tidak, sejumlah rancangan pembangunan fisik dialihkan untuk percepatan penanggulangan corona. Isu pembangunan dialihkan bagi bagi bantuan.
Entah apa yang bisa menghentikan penularan corona di indonesia, jika grafik terus naik bagaimana nasib ekonomi nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H