saya tertarik ikut mengangkat kisah ini ketika tidak sengaja menonton acara tv trans7 program indonesiaku disaat pandemi covid-19 yang sudah barang tentu sangat membosankan berdiam dirumah, menyaksikan tayangan eksplor indonesia rupanya membuat pikiran terbuka kembali.
sebelum ke desa hukuanakota kecamatan inamosol Kabupaten Seram Barat Maluku, ada pulau iso disanakebanyakan penduduknya adalah nelayan miskin yang hidup mengandalkan dari hasil tangkapan ikan yang kemudian diolah menjadi ikan asap. apa yang membuat saya tertarik ingin mengangkat kisah ini yaitu ketika diluar sana bergemuruh berita tentang persebaran covid-19 di pulau iso seoalh tidak terjadi apa apa, iya karena disana minim sekali informasi saya coba googling dengan ketik pulau iso dimesin pencarian, tidak memberikan jawaban tiada laman yang terkait dengan daerah tersebut.
dari gambaran yang diperlihatkan disana, penduduk sangat kesulitan air bersih bayangkan saja mereka hidup di atas air dimana rumah mereka dibuat panggok panggok diatas air laut smentara untuk minum saja mereka kesulitan. untuk memperoleh air minum mereka harus berjalan sekitar 7 Kilometer menyusuri pantai disana ada sebuah kubangan yang sengaja dibuat berbentuk pasangan batu seperti kolam untuk tampungan mata air bersih. penduduk mengambil air beberapa dirigen dan kembali ke kampung.Â
Desa Hukuanakota
Desa yang terletak di kecamatan inamosol secara geografis seperti dilansir laman resmi SBBKAB.GO.ID kecamatan inamosol berdiri sejak tahun 2010, pemekaran dari kecamatan kairatu berada diwilayah pegunungan seram berbatsan dengan kecamatan taniwel dan taniwel timur disebelah utara. sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan kairatu dan Amalatu, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Elpaputih dan sebelah barat berbatasan dengan kecamatan kairatu barat dan seram barat.
luas wilayah kecamatan inamosol 504,61 Km terbagi 5 (lima) desa. hukuanakota (118 Km persegi) adalah desa terluas kedua setelah desa hunitetu (181 Km persegi) kemudian ada desa Rambatu, Manusa dan Rumberu.
jarak dari pusat kota kecamatan ke desa hukuanakota yakni 8 Km dengan kondisi jalan tanah liat, jika dalam kondisi musim hujan maka untuk menuju desa hukuanakota butuh perjuangan yang panjang dan melelahkan, 8 Km jalan berlumpur serta menanjak memaksa para pengguna jalan harus bercibaku dengan lumpur menggunakan sepeda motor tak jarang banyak pengendara terjungkal terperosok.
menurut penuturan Kepala Desa Hukuanakota Jonadab Soriale bahwa proses pembangunan jalan yang diusulkan melalui dana desa, butuh waktu satu tahun. tahun ini diusulkan tahun berikutnya baru bisa dikerjakan tahap awal baru dilakukan pelebaran jalan. jalan cukup lebar namun masih tanah liat. sebuah potret indonesia yang kelam, mungkin informasi ini dibuat sebelum covid-19 merebak bayangkan hari ini seperti apa disana. bisa jadi tidak heboh seperti disini karena akses informasi jauh dari jangkauan.Â
desa penghasil damar terbesar di Maluku hasil produksi damar disana sudah masuk pasar ekspor hingga mancanegara, jika percepatan pambangunan infrastruktur bisa cepat tentu akan membantu dan merubah kehidupan disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H