Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Harapan Pribadi Ramadan 2020, Tetep Nyadran Silaturahim

27 April 2020   22:19 Diperbarui: 27 April 2020   22:37 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah setiap kali menjelang bulan ramadhan hati saya berat bergetar ingin rasanya langsung syawal (bulan setelah ramadhan). berbanding terbalik dengan seruan para ulama terdahulu bahwa bulan ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu maka diungkapan mereka para ulama Nabipun merasa sedih jika ramadhan akan berakhir.

Itulah ungkapan awam saya, senangnya ketika H-2 puasa hampir selesai kenapa senang karena pada masa itu semua orang akan pasaran prepegan, jelas bakal dibelikan baju baru kenang saat kecil dulu. Seorang anak apa sih harapannya waktu itu? Dulu kenapa puasa. pertama, ketika bulan puasa teman teman sejawat puasa dan jika kita ketahuan tidak puasa bisa di bully habis habisan. Taat itu tren dan keren kala itu.

Menunggu bedug magrib menit demi menit pantengi jam ditembok terasa lama, maklum waktu lecil belum punya aktivitas lebih. beda dengan sekarang sudah tahu rumitnya kehidupan jam terasa cepat apalagi tanggal jatuh tempo, serasa baru kemarin setor eh udah datang lagi tagihan.. 

Rumitnya kehidupan menambah hilangnya kesan hikmah ramadhan puasa berbuka tapi jarang sahur, bukan apa apa malasnya bangun menjadi alasan. Jauh berkumpul dengan para ulama jadi hambar.

Harapan hidayah yang bisa mencerahkan, hidup ada yang lebih hakiki tak hanya memikirkan duniawi.

Ukhrowi tak kunjung diraih duniawi kini dibatasi karena wabah penyakit, pundi pundi rejeki menjauhi azabkah ini?

Nyadran tradisi silaturahmi tak dibolehi demi kemaslahatan dan keselamatan. Fenomena langka melanda memisahkan satu individu dengan yang lainnya tak terkecuali. Orang baik dan jahat diberlakukan sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun