Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Perpustakaan di Lawang Sewu

4 Maret 2020   18:48 Diperbarui: 4 Maret 2020   19:00 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peruatakaan di Lawang Sewu dok.pri

Semarang, Lawang Sewu ikon Kota Semarang tak kunjung sepi, bangunan yang dengan gaya arsitektur jaman Belanda keberadaannya tak terpengaruh jaman. 

Lawang Sewu kini jadi objek wisata bagi siapa saja yang berkunjung hanya dengan membayar tilet 5 ribu bagi bagi anak anak dan 10 ribu untuk orang dewasa, bangunan tampak begitu tua namun kondisinya masih terawat apik dan masih asli.

Dari berbagai suguhan yang ditawarkan, Lawang Sewu didominasi arsip dan dokumentasi tentang Kereta Api, mulai dari sejarah awal Kereta Api sampai daftar dan gambar Stasiun yang ada di Jawa Tengah. Dalam gambar tertulis 2014 terakhir kali didokumentasikan.

Gambar stasiun di jawa tengah dok.pri
Gambar stasiun di jawa tengah dok.pri
Kenapa dijuluki Lawang Sewu, itu karena dalam bangunan itu begitu banyak Lawang (pintu.red)

" Kue Lawang Sewu Jati kabeh? "

Dari ruang satu ke ruang lainnya semua terhubung dengan pintu saking banyaknya pintu, maka kemudian bangunan ini dijuluki Lawang Sewu (seribu pintu.red) bangunan ini pada jaman Belanda dijadikan penjara, namun kini keberadaannya dikelola oleh PT. KAI sebagai Museum.

Perpustakaan Lawang Sewu dok.pri
Perpustakaan Lawang Sewu dok.pri
Selain pernak pernik perkereta apian, terdapat juga perpustakaan namun terlihat sepi pengunjung, ruangan yang berukuran kira kira 5 X 25 meter ini hanya terdapat gambar hasil lomba arsisketur yang terpampang disepanjang dinding. diruangan depan ada almari dan beberapa eksemplar buku usang bertumpuk jumlahnya tak seberapa. Terdapat meja ukuran besar beserta kursinya, mungkin ini sengaja disediakan pengelola, barang kali ada pengunjung yang berminat membaca.

dokpri
dokpri
Dari sekian banyak pengunjung tak banyak yang mengunjungi perpustakaan ini bahkan hampir tidak ada, mereka lebih suka berswa foto dispot-spot yang lebih menarik dan instagramable. Budaya membaca buku kini tergeser jauh akibat digitalisasi.

Salam Literasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun