Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kulihat Kebun dari Balik Jendela

25 Februari 2020   11:53 Diperbarui: 25 Februari 2020   11:50 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlihat sayur pakcoy apa pokcay saya keder nyebutnya, seger terkena sinar matahari pagi proses potosintesis tanaman sedang berlangsung mungkin. 12 Hari Setelah Semai (HSS) jika dihitung dari mulai tanam berarti sudah berumur 12 + 12 = 24 Hari Setelah Tanam (HST), dari pertumbuhan terlihat normal hijau seger 10 hari kedepan siap dipanen.

asiknya jika kita tahu ilmu berkebun ala milenial, kita bisa tanam sayur sesuai keinginan dihalaman atau teras rumah. sedikit yang penting kebutuhan makanan akan sayur sehari-hari terpenuhi sehat pula. ilmu diperoleh melalui pelatihan bercocok tanam menggunakan sistem hidroponik sudah saya tekuni setahun terakhir, sudah beberapa kali panen sayur entah itu pakcoy, pokcay, kangkung, sawi dan selada. hidroponik saya anggap ramah lingkungan dan sehat, karena tidak menggunakan festisida untuk menanggulangi hama, bukan berarti tanaman hidroponik tidak terserang hama, namun hama yang menyerang tidak begitu masiv. sebagai antisipasi maka dibuat green house kecil-kecilan ukuran 3,5 meter x 7 meter, sekelilingnya dilindungu insectnet atau jaring ukuran mikro agar predator tidak masuk dan hinggap di tanaman.

ada sekitar 1.000 titik tanaman yang bisa dihasilkan dari tanah seluas 24,5 meter persegi, kalau di versi ke dalam kilo maka pakcoy atau pokcay atau sawi sendok sekitar 142 kilogram jika 1 kg diisi 7 titik tanaman ukuran sedang, estimasi harga 17 ribu per kilo. lumayan juga dalam waktu 40 hari ada pendapatan 2,4jt.

dari modal awal 4 juta bisa Break Event Point (BEP) 2 kali tanam. tentu hal ini tidak mudah begitu saja, karena tanaman ini cukup sensitif jika panas berlebihan bisa layu dan kadar nutrisi dalam air harus terus stabil antara 800 - 1.200 ppm. saya terus belajar memahami perasaan tanaman mengamati tiap perubahan setiap paginya.

sistem yang baik dan bisa diterapkan dilingkungan saya hidroponik sistem rakit apung, dengan cuaca yang panas rakit apung lebih efektif pasalnya kebutuhan air cukup banyak dalam tandon penguapan air relatif sedikit, berbeda dengan sistem Nutisi Film Teknik (NFT) yaitu aliran nutrisi tipis, dalam kondisi panas sistem ini akan bepengaruh pada air selain cepat menguap juga boros nutisi, pasalnya nutrisi akan ikut menguap. tanaman panas dan layu apalagi jika mati lampu, karena sistem NFT lebih mengandalkan pompa listrik untuk mengalirkan sirkulasi airnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun