[caption id="attachment_350978" align="aligncenter" width="526" caption="Kereta Argo Lawu"][/caption]
Sejak diberlakukan sterilisasi pedagang asongan di area stasiun kereta api Maret 2013, layanan KAI kian aman dan nyaman.
Tak hanya pedagang asongan yang nggak boleh berjualan di areal jalur kereta dalam stasiun, para pengantar pun tak boleh masuk ke dalam stasiun. Para pengantar hanya boleh menunggu di ruang tunggu.
Kebijakan yang sempat menuai kontroversi ini, akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa. Stasiun kereta yang dulunya selalu terkesan kumuh, sumpek, bau pesing, kini suasananya seperti di airport saja.
Tiket kereta api tak hanya diperoleh di counter stasiun kereta, tapi bisa juga dipesan atau dibeli di berbagai tempat. Baik offline melalui agen-agen resmi maupun secara online di web kereta api, tiket dot com dan lainnya.
Resiko nggak kebagian tempat duduk nggak ada lagi. Kelas ekonomi sekalipun, sekarang semua penumpang kereta dapat tempat duduk. Malahan yang ekonomi tak lagi sumuk dan sumpek, yang kelas ekonomi sekarang sudah diberikan fasilitas pendingin gerbong.
Untuk urusan check in, KAI menyediakan mesin self check in di stasiun. Para pemesan tiket tinggal memasukan kode booking, dan cetak tiket sendiri. Jangan lupa bawa kartu identitas diri saat mau naik kereta karena setiap penumpang diminta menunjukkannya saat memasuki ruang tunggu penumpang. Kartu identitas bisa KTP, SIM Kartu pelajar dsb.
[caption id="attachment_350979" align="aligncenter" width="490" caption="Stasiun Gambir"]
Lalu lalang pedagang, tukang sapu, pengamen, pengemis, tak ada lagi! Dari kelas ekonomi hingga eksekutif.
Bicara masalah keamanan, kereta kini menjadi lebih aman dibanding dulu. Terdatanya semua penumpang, nggak adanya pedagang asongan dan temen-temennya, dan selalu dikawalnya kereta oleh Polsuska, maka kereta api Indonesia kini terasa aman dan nyaman.
Terkadang perubahan itu diawali dengan pertentangan,namun dengan keyakinan dan kesungguhan para pemangku jabatan, fasilitas publik pun bisa baik dan super!