Mohon tunggu...
Sugeng Riyadi
Sugeng Riyadi Mohon Tunggu... Perawat - Diaspora Indonesia di Qatar

Travel around and enjoy your life!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sedekah Nggak Mesti Pake Duit!

29 Desember 2011   06:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:37 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sedekah merupakan kata serapan dari bahasa arab ‘shadaqoh’ yang bermakna suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah juga bermakna suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai bentuk kebajikan yang mengharap keridhoaan Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dibayarkan bukan berharap untuk mendapatkan pujian atas sesama manusia. Dalam kitab suci Al Qur’an terdapat 15 ayat yang berkaitan langsung dengan kata ‘sedekah’. Ayat-ayat Quran yang terkait dengan hal sedekah diantaranya terdapat dalam QS Al Baqarah [ayat 196,263,264,271 dan 276], QS At Taubah [ayat 75 dan 79], QS Yusuf [ayat 88], QS Al Ahzab [ayat 35], QS Al Hadiid [ayat 18], QS Al Mujaadilah [ayat 12 dan 13], dan QS Al Munaafiqun [ayat 10]. Semenjak pagi hari kita bangun dari tidur semalaman kemudian beraktifitas seharian hingga tidur kembali, banyak sekali nikmat Allah yang kita rasakan dan kita nikmati. Seandainya kita mencoba menghitungnya, maka tak akan pernah mampu kita untuk menghitungnya. Seandainya air lautan seluruh jagad raya dijadikan tinta, maka sampai habis tinta itu untuk menuliskan nikmat Allah, maka tak kan pernah cukup tinta itu untuk menuliskan nikmat allah yang dikaruniakan kepada seluruh mahluk di muka bumi ini. Allah SWT telah berfirman yang artinya, “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya (menghitungnya). Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” [QS Ibrahim:34]. Pembaca yang baik hatinya…. Sebagai wujud rasa syukur kita pada Sang Maha Pemberi Rezeki, maka sepantasnyalah kita membayar sedekah untuk berbagi dengan yang lain yang membutuhkan. Secara umum yang namanya boros dikaitkan dengan kebangkrutan (merugi), tapi tidak demikian halnya dengan orang-orang yang boros [gemar] bersedekah. Malahan Purdi E.Candra, Boss pemilik Primagama dan Pendiri Entrepreneur University meyakini bahwa 'hemat sedekah pangkal miskin dan boros sedekah pangkal kaya'.  Allah SWT mengingatkan kita dalam firmanNya, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak” [QS Al Hadiid: 18]. Walaupun saya bukan ahli tafsir, tapi secara tersurat jelas sekali bahwa Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang bersedekah dan memberikan pinjaman yang baik kepadaNya. Ketika kita memancing ikan dengan umpan yang besar, maka kita akan mendapatkan ikan yang besar. Akan tetapi sebaliknya, jika umpannya kecil, maka ikan yang akan kita dapat pun ikan kecil. Ketika kita bersedekahnya sedikit, maka tak patut kiranya kita berharap sesuatu yang banyak dari Allah SWT. Lha wong ngasih nya aja sedikit, kok berharap banyak! Pembaca yang dirahmati Allah… Sedekah tak selamanya harus dibayarkan dengan uang alias DUIT. Ketahuilah bahwa setiap persendian tubuh kita juga memerlukan sedekah. Rasulullah SAW berpesan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang artinya, “Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan [menyelesaikan perkara] antara dua orang [yang berselisih] adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraanya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan sholat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah” [HR.Bukhari dan Muslim]. Hadits diatas mengajarkan kepada kita cara-cara membayarkan sedekah yang tidak berwujud uang yang meliputi empat hal, memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih), menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau membantu mengangkatkan barang-barangnya ke atas kendaraan, berkata baik, melangkah menuju masjid untuk sholat dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan. Rasulullah SAW menyebutkan dalam haditsnya, “Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan memiliki 360 persendian” [HR. Muslim no.2377]. Selain empat hal diatas, Rasulullah mengajarkan umatnya untuk menyedekahi sejumlah 360 persendian dalam tubuh setiap harinya. Kalau dalam sehari saja 360 sedekah, maka dalam hitungan seminggu menjadi 2.520 sedekah, dalam waktu sebulan menjadi 10.800 sedekah, dan dalam kurun waktu setahun menjadi 131.400 sedekah. Wah banyak sekali ya! Trus bagaimana cara membayar sedekah untuk setiap persendian yang banyak jumlahnya itu? Rasulullah memberikan jawaban mengenai hal itu dalam sunnahnya, “Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian diantara kalian  untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma’ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” [HR. Muslim no.1704]. Sebagai umat muslim yang taat, waktu sesudah sholat fardhu merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdo’a. Di saat-saat tersebut hendaknya kita gunakan untuk berdzikir (mengingat) Allah dengan membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Insha Allah, di waktu yang bersamaan kita bisa membayarkan sedekah atas persendian tubuh kita sendiri. Kalau misalnya setiap ba’da sholat fardhu kita membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, takbir 33 kali dan diakhiri dengan tahlil 1 kali kemudian dikalikan 5 waktu, maka total sedekah kita dalam sehari menjadi 500 sedekah. Masha Allah! Semoga Allah menerima sedekah-sedekah kita dan melipatgandakannya, amien. Rangkaian dzikir kepada Allah yang berupa tasbih, tahmid, takbir dan tahlil serta ber’amar ma’ruf nahi mungkar bisa membayarkan sedekah kita atas persendian. Akan tetapi Rasulullah SAW juga memberikan cara lain untuk membayar sedekah itu dengan cara mendirikan sholat Dhuha 2 rakaat setiap pagi. Banyaknya amalan yang harus kita lakukan untuk membayar sedekahpersendian tadi bisa digantikan dengan ibadah dhuha 2 rakaat setiap harinya. Mudah bukan! Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang diringankan hati dan langkahnya untuk mendirikan sholat dhuha setiap harinya, amien. Pembaca yang budiman… Demikian tadi sedekah-sedekah yang berwujud non-tunai. Sedekah yang diwujudkan dalam bentuk amar ma’ruf nahi mungkar, dzikir kepada Allah, melangkah menuju tempat shalat, membantu sesama ke atas kendaraan, atau sekedar menyingkirkan batu di tengah jalan. Bagi anda yang mempunyai uang, baik yang jumlahnya banyak atau sedikit sekalipun, sedekahlah dengan uang tersebut. Terkait mengenai hal ini Allah SWT mengingatkan kita dalam ayatNya, “Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” {QS An Nahl:71]. Maka berbagilah dari sebagian rezeki yang telah dikaruniakan Allah, buat mereka yang sedang membutuhkan dan berhak menerimanya. Kita bisa serahkan langsung sedekah itu kepada yang berhak menerimanya agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Selain itu, sedekah juga bisa kita bayarkan melalui lembaga-lembaga pengelola ZISWAF [Zakat Infak Shadaqah/sedekah dan Wakaf] di masing-masing daerah. Kalau di Qatar ada namanya Badan Zakat Nasional [Zakat Fund Qatar], Qatar Charity, Qatar Red Crescent dan badan-badan sosial lainnya. Kalau di Indonesia, kita mengenal ada BAZNAS [Badan Amil Zakat Nasional], BAZDA [Badan Amil Zakat Daerah], Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, PKPU, Laziz Muhammadiyah, Laziz NU dan lembaga-lembaga pengelola ZISWAF lainnya. Ketika kita sudah membayarkan sedekah, sesuatu yang perlu diingat adalah menjaga diri dari menyebut-nyebutnya [riya’] dan menghindari perbuatan yang bisa menyakiti hati si penerima sedekah itu. Allah SWT mengingatkan dalam FirmanNya, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima), Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” [QS Al Baqarah: 263-264]. Demikian ulasan sedikit tentang sedekah, insha allah berkelanjutan. Ulasan singkat tentang bagaimana cara kita membayarkan sedekah, baik yang berupa uang maupun yang bukan uang [non tunai]. Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya dan keluarga serta kaum muslim dimana saja berada. Yuk bersedekah agar harta yang diamanahkan Allah menjadi berkah. Wallahua’lam bisshowab Ummbab, 29 Desember 2011 Sugeng Bralink riyadi.sugeng@gmail.com Referensi:

  1. Al Qur’anul Kareem
  2. www.rumaysho.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun