Disisi yang lain, satu sama lain saling berjabat tangan, berpelukan dan saling maaf memaafkan. Saling berdoa semoga ibadah ramadan yang telah berlalu menjadi ibadah yang diterima Allah subhanahu wataala.
Usai sholat dan saling berjabat tangan, situasi kota berjarak 100 KM an dari pusat kota Doha ini menjadi sepi. Sepinya kota Dukhan dikarenakan tahun ini berbarengan dengan libur sekolah anak-anak. Makanya banyak keluarga-keluarga yang pergi berlibur dan menghabiskan idul fitri di kampung halaman.
Sesampai di kamar tak ada siapa-siapa. Hanya ada tempat tidur, handphone, laptop dan televisi. Itulah empat teman setia yang bisa menemani selama edisi lebaran tanpa mudik ini. Sepi dan sunyi. Sesekali saya putar takbiran bersama kyai youtube. Sekedar menyemarakkan suasana hati di hari raya.
Warga Indonesia yang tinggal di Dukhan hari ini tak banyak jumlahnya. Banyak dari mereka yang sudah mudik ke Indonesia beberapa hari yang lalu. Sebagian ibu-ibu dan anak-anak sudah berada di Indonesia semenjak liburan sekolah bermula di bulan Juni. Shof tarawih yang tadinya penuh, semakin berkurang seiring banyaknya yang mudik.
Menu ketupat dan opor ayam adalah menu khas idul fitri di Indonesia. Tapi nasib tak begitu baik hari ini, sampai jam 06.15 nggak ada undangan masuk. Hehehe ngarep amat sih! Maklum lah bujangan local. “Bujang palsu” yang senengnya makan di kantin perusahaan. Nggak mau repot masak dan nyuci piring. Maunya praktis tinggal gesek kartu karyawan dan makan menu yang tersedia sepuasnya.
Sebagai pengobat sepinya Idul Fitri, jam 09 pagi ada undangan Eid Gathering semua warga dari berbagai Negara di Dukhan. Catering services sudah menyediakan menu Brunch (Breakfast & Lunch). Ada aneka jus buah, susu cair, aneka roti dan menu-menu khas arab dan india.
[caption id="attachment_335742" align="aligncenter" width="560" caption="dok.pribadi"]
Kami warga Indonesia tak banyak yang hadir. Maklumlah dikarenakan adanya bermacam alasan diatas. Walaupun sedikit, kami mencoba menikmatinya bersama. Menikmati suasana lebaran di negeri orang tanpa mudik.
Sore harinya, warga masyarakat Indonesia yang tinggal di Dukhan - Qatar berkumpul bersama di rumah Ketua RT kami, Pak Bangun Widadi. Saya sendiri kebetulan nggak bisa ikut karena lagi kerja sore, nasib nasiiib..
Keseluruhan warga Indonesia di Dukhan, Qatar sekitar 370 an orang. Tapi semenjak minggu keempat ramadan, banyak dari kami yang sudah mudik ke kampung halaman masing-masing. Yang nggak mudik tinggal 200 an orang. Selepas maghrib, kami pun berkumpul dan saling berhalal bihalal sambil menikmati menu khas lebaran, opor ayam. Walau nggak mudik tapi suasana lebaran di tanah air bisa kami rasakan.
Dukhan, 30 Juli 2014