Mohon tunggu...
AS Riady
AS Riady Mohon Tunggu... Penulis - Warga menengah ke bawah

Masyarakat biasa di Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KKN, Berkunjung ke Desa dan Tatapan Mata Penduduk Lokal

26 Agustus 2021   11:31 Diperbarui: 26 Agustus 2021   11:46 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2019 saya berangkat KKN di Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelumnya saya melewati berbagai macam seleksi mulai dari membuat esai, wawancara rencana yang hendak dilakukan di sana, dan kesiapan diri. Seleksi itu dilakukan karena peminat yang ingin ke sana cukup banyak, sedangkan yang dipilih untuk berangkat hanya 10 orang. Saya menjadi salah satunya.

Wajar saja, sebab kampus saya yang berada di Yogyakarta dan kebanyakan lokasi KKN juga di Yogyakarta, membuat semua agak jenuh. Selain karena sudah sering didatangi, juga bingung hendak membuat program kerja seperti apa. 

Maka pemilihan lokasi KKN di luar Jawa jadi rebutan. Dan alasan yang paling populer saya dengar adalah KKN jadi pengalaman baru bertemu daerah, orang-orang, dan tentu saja plesiran di tempat baru.

Tahap seleksi rampung dan terpilih 10 orang, problem baru muncul. Pertama terkait lokasi KKN yang melulu berubah. Awalnya di daerah Limboto, kalau saya tidak salah ingat. Kemudian bergeser menjadi Desa Leboto yang letaknya memang di Gorontalo Utara. 

Beralih lagi, saya lupa nama desanya. Tapi sesampai di lokasi, kami bersepuluh ditempatkan di Desa Titidu, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara.

Sepuluh itu terdiri dari empat perempuan dan enam pria. Semua memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda. Kami bersepuluh diharuskan menyatukan orientasi dalam kurun waktu dua pekan sebelum keberangkatan. Ini menjadi tantangan. 

Meskipun kami bersepuluh berangkat dari kampus yang sama, tapi sebelumnya tidak pernah akrab, apalagi kenal dan menyapa namanya.

Tapi syukur, hanya ada satu orang diantara kami yang sifatnya lebih tertutup. Dalam arti dirinya tidak mau bercerita banyak, kurang bisa diajak mengobrol, bawaannya serius, dan yang menguntungkan bagi kelompok kami adalah dirinya lebih giat dari kami bersembilan. 

Ya namanya manusia, mesti ada sisi yang digemari banyak orang dan ada sisi yang tidak disukai banyak orang, meskipun menurut diri pribadi itu bagian sifat paling baik.

Sesampainya di lokasi kami terkejut. Karena di awal, kala penyambutan, kami akan ditempatkan di pusat pemerintahan di Kabupaten Gorontalo Utara, ya di Desa Titidu, Kecamatan Kwandang itu. Bayangan kami pusat pemerintahan itu sudah maju dari berbagai sisi, banyak bangunan bertingkat, dan ramai dikunjungi orang. 

Tapi di situ berkebalikan dengan bayangan kami. Ternyata setelah sepekan kami di situ, kami baru menyadari bahwa, Kabupaten Gorontalo Utara merupakan kabupaten baru. Kabupaten yang belum sepenuhnya dan belum cukup maksimal untuk menggali potensi-potensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun