Hanya saja ia tidak sadar, bahwa banyak orang di negeri ini menginginkan pekerjaan yang duduk di tempat teduh, berbaju rapi, dan bergaji tinggi. Satu lagi, di negeri ini diskriminasi pekerjaan masih saja berlangsung. Dan ia sebagai tukang becak mungkin belum sadar, bahwa dirinya juga termasuk korban dari diskriminasi pekerjaan itu. Terlepas dari itu semua, ia merasa merdeka dalam kondisi yang sebenarnya tidak merdeka. Sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!