Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,
Dua kehilangan dalam satu hari sungguh menyisakan duka bagiku, ibuku, dan
terutama bagi Jack. Ya, dua saudara angkatnya yang telah menjadi bagian tak
terpisahkan dalam kesehariannya, telah dipanggil Tuhan dengan cara yang
teramat mengenaskan : diracun orang!
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri bagaimana ketika tengah
malam kemarin Manny kelojotan menahan sakit. Hingga maut merenggut
nyawanya, tepat didepan mataku yang tak bisa berbuat apa-apa selain
meminumkan air garam yang justru mempercepat kematiannya. Namun,
kemana Oman? Sampai detik inipun tak ada kabar beritanya.
Mereka, tiga saudara angkat beda orang tua yang aku adopsi sejak kecil itu,
bagaikan tiga mata rantai saling mengkait. Ikatan persaudaraan yang erat
melebihi saudara kandung. Ah, sebuah teladan indah yang sayangnya tak
berumur panjang.
Kini, tinggal Jack seorang yang terpekur merenungi arti kehilangan. Bersamaku
dan juga ibuku, Jack berbagi kepedihan. Rupanya rasa kehilangan yang begitu
dalam, membuatnya berubah 180 derajat. Ia memang yang paling aneh
dibanding dua saudara angkatnya. Tak mau digendong, dipangku, atau
disayang-sayang. Kalau aku nekat melakukannya, ia pasti teriak dan
memberontak.
Tapi, lihatlah kini. Jack tidur dipangkuanku. Menemaniku menuliskan kisah ini.
Ah, kalau kau belum tahu arti indahnya kebersamaan, belajarlah dari Jack.
Betul, indahnya kebersamaan baru akan terasa ketika takdir perpisahan telah
menyapa.
Sabar ya, Jack. Tak ada duka yang abadi. Semua ada hikmah manis yang
menyertai.
Oh, rupanya Jack telah lelah berlama-lama dalam tidurnya. Ia terbangun
karena rasa lapar yang menummpuk. Terdengar suara khasnya ketika merajuk
minta makan :
"meooww.... meeoonngg... "
Ayuk, aku juga lapar kok. Ayo pus... makan malam yuukk...
Salam MesRa