Lalu ada Gedung Oval dan Gedung Kotak, dengan berbagai wahana interaktif seperti maket demo terjadinya tsunami, ruangan simulasi gempa, wahana pengolahan susu, pembangkit-pembangkit listrik, mekanikal, dll.
Begitu banyakyang dapat dipelajari, sehingga Taman Pintar dapat merangsang anak-anak  untuk lebih dalam mempelajari Iptek.
Tapi saya punya saran untuk pengelola Taman Pintar, bahwa ada beberapa wahana yang sudah tidak berfungsi dan perlu diperbaiki, lalu tapi yang paling terasa adalah kurang proaktifnya para staf untuk melayani dan membantu pelanggan, padahal yang bertugas cukup banyak. Para staf terlihat lebih banyak sibuk memainkan handphone dan asyik mengobrol sendiri. Padahal cukup banyak wahana yang butuh penjelasan mereka dan harus dibantu staf untuk mendemokannya.
Saya khawatir, Taman Pintar yang didirikan tahun 2004 2008 ini memiliki gedung dan fasilitas yang cukup bagus, akan mubazir dan akan ditinggalkan pengunjung jika pelayanannya tidak dijaga dan kurang  optimal lagi.
Maju terus pantang mundur. Terimakasih Yogyakarta …
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H