Model integrasi keilmuan Islam menyediakan kerangka kerja untuk memadukan ilmu agama dan ilmu kontemporer seperti teknologi informasi, sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan yang holistik dan beretika. Melalui integrasi ini, teknologi informasi dapat digunakan sebagai alat untuk memperdalam pemahaman agama, sambil tetap menghormati prinsip-prinsip etika Islam.
Integrasi keilmuan ini tidak hanya berdampak pada pendidikan, tetapi juga memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan mendidik generasi yang mampu memadukan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama, kita dapat menciptakan masa depan digital yang lebih beradab dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi Islam untuk mengembangkan pendekatan integrasi keilmuan ini dalam kurikulum mereka, terutama dalam bidang teknologi informasi. Dengan demikian, perguruan tinggi Islam dapat berperan sebagai pusat pengembangan ilmu yang tidak hanya canggih secara teknologi tetapi juga berlandaskan pada nilai-nilai moral yang kuat.
Bacaan terkait :
- Al-Attas, S. M. N. (1995). Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam. Kuala Lumpur: ISTAC.
-Â Nasr, S. H. (1989). Knowledge and the Sacred. Albany: State University of New York Press.
- Amin Abdullah, M. (2007). Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Bakar, O. (1998). Classification of Knowledge in Islam: A Study in Islamic Philosophies of Science. Cambridge: Islamic Texts Society.
- Aziz, A., & Shamsudin, M. (2019). Integration of Knowledge in Islamic Perspective: A Review on Convergence of Conventional and Islamic Sciences. Journal of Education and Social Sciences, 13(1), 22-30.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H