Pendidikan selalu menjadi topik hangat dalam setiap perbincangan, terutama ketika berbicara tentang peningkatan kualitas pembelajaran di Indonesia. Saat ini, perguruan tinggi di Indonesia menggunakan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang menekankan pentingnya berbagai karakteristik dalam pembelajaran, seperti interaktif, kolaboratif, saintifik, dan berpusat pada mahasiswa. Di sisi lain, Microsoft telah mengembangkan framework 21st Century Learning Design (C21LD), sebuah panduan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang relevan dengan tantangan dunia kerja dan masyarakat digital saat ini. Dalam tulisan ini, kita akan membahas bagaimana karakteristik pembelajaran dalam SNPT dapat diintegrasikan dengan framework C21LD untuk menciptakan pembelajaran yang tidak hanya relevan dengan konteks Indonesia, tetapi juga kompetitif dalam skala global.
Interaktif: Penguatan Kolaborasi dalam Pembelajaran
Salah satu karakteristik utama dalam SNPT adalah pembelajaran yang interaktif. Interaksi dalam kelas, baik antara dosen dan mahasiswa maupun antar mahasiswa, menciptakan suasana belajar yang dinamis dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Dalam framework C21LD, interaktivitas ini dapat dipadukan dengan konsep Collaboration, yang mendorong mahasiswa untuk bekerja bersama dan saling bertukar ide secara aktif.
Pembelajaran kolaboratif bukan hanya tentang bekerja dalam kelompok, tetapi juga tentang memahami bagaimana berkontribusi dalam tim, menerima perspektif lain, dan mencapai tujuan bersama. Dalam konteks SNPT, interaksi yang interaktif dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk merasakan tantangan dan dinamika kerja tim yang sebenarnya. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan kolaborasi yang dibutuhkan dalam dunia kerja, di mana mereka sering kali harus bekerja dalam tim lintas disiplin untuk memecahkan masalah.
Holistik: Kedalaman Konstruksi PengetahuanÂ
Pendekatan holistik dalam SNPT mengajak mahasiswa untuk memahami suatu topik dari berbagai perspektif. Alih-alih belajar secara terpisah, mahasiswa diajak untuk melihat keterkaitan antara konsep-konsep yang berbeda. Hal ini sejalan dengan elemen Knowledge Construction dalam framework C21LD, yang mendorong mahasiswa untuk membangun pemahaman mendalam dan menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Dalam pembelajaran yang holistik, mahasiswa tidak hanya diberikan informasi secara satu arah oleh dosen, melainkan diajak untuk mengeksplorasi, berdiskusi, dan membuat kesimpulan sendiri. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, yang merupakan kemampuan esensial di era informasi saat ini. Ketika mahasiswa bisa mengaitkan berbagai konsep, mereka tidak hanya belajar untuk lulus ujian, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi yang lebih kompleks dan nyata di dunia kerja.
Integratif: Mendorong Self Control dalam Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran integratif dalam SNPT mengacu pada kemampuan mahasiswa untuk menghubungkan berbagai bidang ilmu dan mengaplikasikannya secara menyeluruh. Ini berkaitan erat dengan konsep Self-regulation dalam framework C21LD, di mana mahasiswa didorong untuk mengelola sendiri proses belajarnya, merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil, dan mengevaluasi hasilnya.
Dengan pendekatan integratif, mahasiswa belajar untuk memahami bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang terpisah-pisah, tetapi saling berhubungan. Mereka harus menguasai keterampilan belajar mandiri agar dapat mengambil keputusan yang baik dalam perjalanan belajarnya. Misalnya, seorang mahasiswa yang belajar manajemen keuangan tidak hanya belajar teori, tetapi juga harus memahami kaitannya dengan etika bisnis, regulasi hukum, dan teknologi. Kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ini akan sangat berguna ketika mereka masuk ke dunia kerja yang menuntut kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang kompleks.
Saintifik: Penguasaan Pemecahan Masalah Dunia Nyata