Dini hari sebelum ke TPS saya menyempatkan diri menonton salah satu konten yang menarik di Narasi Tv Channel. Judulnya adalah Jejak Kampanye Capres 2024 | Mata Najwa. Dibagian akhir tayangan tersebut ada pertanyaan retoris yang menarik untuk menjadi bahan renungan kita bersama sebagai individu yang bernegara.  Tiga kriteria yang di tanyakan oleh najwa shihab selaku narator pada tayangan tersebut, dapat menjadi pertimbangan tersebut adalah :Â
Yang pertama adalah pemimpin yang mau bicara apapun dengan rakyatnya, yang kedua pemimpin yang patriotik dan rela mati demi negara dan yang terakhir pemimpin yang mengenal betul kesulitan rakyatnya.
Tentu saja pemilihan pemimpin adalah salah satu aspek terpenting dalam sebuah negara. Pemimpin yang dipilih akan mempengaruhi arah dan keberhasilan negara tersebut. Namun, pemilihan pemimpin juga sering kali menjadi subjek perdebatan karena setiap orang memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam menilai seorang pemimpin.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang ketiga kriteria tersebut dan bagaimana masing-masing kriteria dapat mempengaruhi kepemimpinan sebuah negara.
Pemimpin yang mau bicara apapun dengan rakyatnya
Pemimpin yang mau bicara apapun dengan rakyatnya adalah cerminan dari transparansi dan keterbukaan dalam kepemimpinan. Mereka tidak hanya bersedia untuk mendengarkan, tetapi juga aktif mencari masukan dan kritik dari rakyatnya. Sikap ini mencerminkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang dipercayakan oleh rakyatnya, karena pemimpin yang bersedia berkomunikasi secara terbuka akan lebih mudah memahami berbagai tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakatnya.
Keberanian untuk berbicara apapun juga menunjukkan sikap rendah hati dari seorang pemimpin. Mereka tidak merasa bahwa dirinya sudah tahu segalanya, melainkan selalu terbuka untuk belajar dan berkembang. Dengan begitu, pemimpin tersebut dapat lebih mudah mengidentifikasi solusi-solusi inovatif yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Selain itu, pemimpin yang mau berbicara apapun dengan rakyatnya juga cenderung lebih mudah diajak berdiskusi dan bernegosiasi. Mereka tidak memaksakan pendapat atau kebijakan tanpa pertimbangan yang matang, melainkan mencari kesepahaman bersama dengan rakyatnya. Hal ini dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang lebih inklusif dan representatif, karena melibatkan berbagai sudut pandang dan kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.
Meskipun komunikasi yang terbuka dan transparan dalam kepemimpinan adalah penting, ada juga kekhawatiran bahwa pemimpin yang terlalu fokus pada berbicara dapat kehilangan fokus pada tindakan nyata. Pemimpin harus mampu menunjukkan integritas dan komitmen mereka tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakatnya.
Kekhawatiran lainnya adalah, pemimpin yang terlalu terbuka dan mau bicara apapun dengan rakyatnya dapat rentan terhadap tekanan politik atau opini publik yang tidak memihak. Mereka mungkin kesulitan untuk mengambil keputusan yang keras atau kontroversial, karena takut akan dampak negatifnya terhadap popularitas mereka. Hal ini dapat mengakibatkan pemimpin menjadi kurang efektif dalam menghadapi tantangan atau krisis yang membutuhkan keputusan tegas dan cepat.
Pemimpin yang patriotik dan rela mati demi negara