Gambar : Tribun News
Upaya segilintir orang untuk membuatAhok kalah sebelum bertanding di Pilkada DKI Jakarta 2017 sedang massif dilakukan. Caranya adalah dengan mencegat pasangan Ahok-Djarot agar sulit melakukan blusukan. Kampanye merupakan hak Ahok dan Djarot sebagai Paslon. Artinya, orang-orang tersebut merampas kebebasan paslon untuk berkampanye.
Akan tetapi, yang menjadi sebuahpertanyaan menggelitik adalah apakah benar penolakan tersebut dilakukan olehwarga setempat? atau dilakukan oleh sekelompok ormas yang berniat menjatuhkan pasangan petahana? Pertanyaan tersebut akhirnya mendapat jawaban saat Djarot melakukan kampanye di wilayah Mapang Prapatan, Jakarta Selatan (15/11/2016).
Sekelompok ormas yang mengaku-ngaku sebagai warga Mampang, Â dengan sok gagah berani meneriaki Djarot dan melarangnya melakukan kampanye di wilayah tersebut. Alih-alih mendapat dukungan dari warga sekitar, warga asli Mampang Prapatan langsung meneriaki dan mengusir masa yang tidak dikenal tersebut. Warga menduga jika orang-orang tersebut adalah orang yang sengaja dibayar untukmengganggu kampanye Djarot.
Dengan kejadian tersebut mata kitadibuka, warga ternyata tidak membenci Ahok-Djarot. Mereka justru dengan berani mengusir penyusup tersebut dan memperbolehkan Djarot melakukan kampanye diwilayah mereka. Mereka justru merasa senang mendapat kunjungan dari Djarot. Suara salam dua jari pun gemuruh diteriakan warga selama Djarot berada di wilayah mereka.
Tak hanya dibela saat sedang dihadang, pasangan Ahok-Djarot juga mendapat doa khusus dari seorang ibu. Ia sengaja datang menemui Ahok-Djarot dirumah lembang, rumah pemenangan Ahok-Djarot. Dirinya mengaku setiap malam sengaja sholat tahajud dan mendoakan kemenangan paslon. Menurutnya, banyak orang yang memanfaatkan kasus yang sedang membelit Ahok untuk menjatuhkan Ahok-Djarot di Pilkada ini.
Dengan kedua fakta tersebut semakinterlihat bahwa warga Jakarta tidak membenci Ahok-Djarot. Penolakan-penolakan yang massif terjadi adalah bentuk nyata adanya kampanye hitam yang sengaja dilakukan oleh beberapa ormas yang tidak senang dengan pasangan petahana. Tujuannya sudah jelas, ingin menciptakan opini bahwa pasangan Ahok-Djarot sudah tidak disenangi warga Jakarta lagi. Siapa pelakunya akan pertanyaan tak terjawab hingga lebaran kuda nanti.
Sayangnya, tujuan tersebut tidak berhasil membuat warga membenci pasangan Ahok-Djarot. Warga Jakarta kini semakin cerdas, mereka tidak terprovokasi dan justru membela pasangan Ahok-Djarot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H