Mohon tunggu...
Sudut Seku
Sudut Seku Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jangan kau tersudut sebagai siku dan besinggungan dengan lingkaran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dukungan Ikhlas untuk Ahok-Djarot

19 Januari 2017   15:09 Diperbarui: 19 Januari 2017   18:23 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap calon pemimpin sangat mendambakan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan yang baik adalah dukungan yang muncul secara ikhlas, bukan karena latar belakang apalagi identitas SARA Calon Pemimpin tersebut. Dukungan yang dilatarbelakangi oleh isu SARA harus kita tampik dari pikiran kita. Memilih pemimpin itu berdasarkan karakter, integritas, rekam jejak dan profesionalitas dari Calon pemimpin tersebut.

Dukungan ikhlas dan tulus ditunjukkan oleh berbagai pihak kepada pasangan Basuki-Djarot. Bagaimana bisa? Tentu hal ini dikarenakan Basuki-Djarot terbukti telah memimpin Jakarta dengan baik sejauh ini. Keyakinan berbagai elemen masyarakat terhadap Petahana mengindikasikan tidak ada pemilih yang menyatakan dukungan dan keberpihakan politiknya pada Basuki-Djarot karena didasari oleh alasan-alasan berbau SARA.

Mari kita bahas pihak-pihak yang memberikan dukungan kepada Basuki-Djarot denga ikhlas dan dengan semangat tunggal, yaitu demi kemajuan dan perbaikan Jakarta. Pertama, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Generasi Mudah Pembaharu (Gempar) Indonesia. Forum ini mendukung Basuki-Djarot dengan sepenuh hati dan komitmen karena mereka menyadari Basuki-Djarot lah yang sejauh ini dapat memimpin Jakarta dengan baik.

Djarot pun mengucapkan rasa syukurnya atas dukungan berbagai pihak. Dukungan pun dinyatakan oleh Dulure Djarot dan GP Anshor untuk mendukung Basuki-Djarot. Djarot kembali menegaskan pentingnya memilih calon pemimpin berdasarkan kinerja, bukan atas isu SARA. "Oleh sebab itu di dalam pemilihan gubernur atau wakil gubernur, ini bukan persoalan SARA. Kalian misalnya mendukung Ahok karena dia Cina, atau Djarot karena muslim, bukan, tapi karena kinerja. Janganlah kemudian dukungan itu dikotakkan dalam bilik-bilik yang sempit. Sekarang adalah bagaimana kita membangun ke-Indonesiaan kita," papar Djarot.

Membangun ke-Indonesiaan pun perlu melibatkan kaum akademisi. Dukungan dari kaum akademisi ditunjukkan oleh Ikatan Alumni Universitas Prasetya Mulya. Meski Basuki merupakan Alumni Strata-2 Universitas Prasetya Mulya, dukungan ikatan alumni ini murni diberikan karena komitmen Basuki dalam membangun dan memajukan Jakarta.

"Kami tahu bahwa perjuangan ini sama sekali bukan demi seorang Ahok dan Djarot, tetapi semata-mata demi kemajuan warga Jakarta agar Jakarta bisa berdiri sejajar dengan kota-kota megapolitan lainnya di dunia," kata Ketua Ikatan Alumni Prasetiya Mulya, Harris Turino

Dukungan secara kompak dan merata dari berbagai pihak menunjukkan Basuki-Djarot merupakan sosok pemimpin yang didambakan warga Jakarta. Kepemimpinan mereka sudah terbukti transparan, bersih dan jauh dari korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun