Mohon tunggu...
Sudut Seku
Sudut Seku Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jangan kau tersudut sebagai siku dan besinggungan dengan lingkaran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Djarot Santai Sikapi Dinamika Politik Pilkada DKI

5 Desember 2016   16:25 Diperbarui: 5 Desember 2016   16:45 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adu kepentingan dalam politik itu sudah biasa, dalam satu kekuatan politik bisa terdapat perbedaan pilihan dan pandangan. Namun tetap saja sikap politik individual tidak bisa mempengaruhi konsensus yang sudah tercapai dan terlegitimasi. Dinamika politik sudah biasa menimbulkan tarik-menarik dukungan. Ada segelintir pihak yang menarik dukungannya terhadap Ahok-Djarot dan menyeberang ke Paslon lain, namun melihat fenomena ini Djarot tidak terkejut sama sekali

Menanggapi hal ini, Djarot mengeluarkan beberapa pernyataan terkait. Djarot menegaskan oknum-oknum yang berlaku serupa akan dicabut kepengurusannya karena tidak mengikuti keputusan partai yang sudah disepakati secara mufakat dan demokratis. Djarot pun meyakini kejadian ini tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap solidaritas dan kesatuan sikap partai dalam mengusung Cagub-Cawagub dalam Pilkada Dki kali ini. "Itu (kader PDI Perjuangan) juga cuma berapa orang, 1-2 orang (ke Anies-Sandi). Enggak masalah,biarin saja," kata Djarot.

Ketegasan sekaligus ketenangan Djarot dalam hal ini perlu diacungi jempol, pernyataan dari figur partai diperlukan ketika ada pihak yang sikapnya melenceng dari haluan yang sudah ditentukan bersama. "Kalau kita konsekuensi kaya gitu ya otomatis dia bukan anggota PDI-P lagi," ujar Djarot.

Djarot pun menambahkan, kejadian dinamika politik ini akan menambah motivasi timnya untuk fokus memenangkan pasangan Petahana. Djarot di lain kesempatan menambahkan, penduduk tidak usah ambil pusing dengan berbagai dinamika politik dalam tubuh partai pengusung Cagub-Cawagub. Djarot mengatakan yang penting adalah memilih pemimpin yang paling pas dalam melayani keinginan rakyat. "Jadi pada prinsipnya, dalam pilkada ini, kalau kita mau jujur, warga diminta untuk mencari jongos (pelayan) yang rajin," ujar Djarot.

Alasan Djarot berkata demikian karena Rakyat adalah juragan yang harus diperhatikan keinginannya. Djarot pun punya alasan lain dari segi bahasa, pelayan atau jongos rakyatdalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai Public Service. Alih bahasa dan makna inilah yang menjadi landasan Djarot dalam mengatakan rakyat harus mencari ‘pelayan’ yang paling baik dalam melayani dan melindungi.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun