Â
Pada hari Rabu kemarin (16/11), Ahok diberikan status tersangka atas kasus Al-Maidah 51. Berdasarkan survey Pilkada yang termutakhir oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot mengalami penurunan dari 24,6 persen menjadi 10,6 persen. Menurut lembaga tersebut, penurunan 10 persen tersebut adalah akibat dari status tersangka Ahok.
Rupanya, hasil survey tersebut tak membuat Djarot getir. Ia memilih untuk tak terganggu dengan hasilnya. Malah, Djarot menyatakan akan bekerja lebih keras demi menunjukan pada publik bahwa hasil survey apa pun tak mampu mengalahkan hasil kerja nyata.
Pasangan petahana ini memang berbeda dengan lawan-lawan politiknya. Kampanye mereka bukan hanya berbentuk ide dan rencana. Hasilnya sudah bisa dilihat dan dinikmati di ibukota. Berbagai pembangunan sudah dimulai sejak mereka masih menjabat. Program kerja mereka pun hanya merupakan kelanjutan dari apa yang telah mereka mulai.
Salah satu hasil kerja nyata yang dilakukan pasangan ini adalah membenahi saluran air di Pondok Kopi. Dibanding dulu, air saluran itu kini bersih dan bagus. Contoh lainnya adalah program Jakarta Smart City, program ini bertumpu pada dua aplikasi yakni Qlue dan Cepat Respons Opini Publik (CROP). Qlue adalah aplikasi yang diperuntukan bagi warga, sedangkan CROP merupakan aplikasi yang hanya bisa diunduh oleh aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan aparat kepolisian.
Melalui contoh itu, tentu warga yang sadar akan kinerja pasangan Ahok-Djarot akan kembali melih pasangan ini untuk kembali membangun Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H