Menurut informasi yang diterima oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, akan ada serangan ISIS di dalam demo 4 November yang akan diadakan pasca solat Jumat nanti. Sebelumnya, Rois Syuriah Pengurus Besar NU Ahmad Ishomuddin juga meminta masyarakat berhati-hati ketika mengikuti aksi 4 November mendatang. Menurutnya, aksi yang mengatasnamakan agama Islam itu berpeluang ditunggangi kelompok teroris seperti ISIS.
Sydney Jones juga menimpali hal serupa bahwa ada pesan dalam kanal Telegram milik ISIS yang menyerukan agar ‘api’ demo nanti ‘dikipasi’ lagi.
Dalam pesan tersebut, disuratkan juga perintah untuk mengikuti jejak ‘heroik’ Sultan Aziansyah, simpatisan ISIS yang menusuk tiga petugas kepolisian di Cikokol, Tangerang. Pemuda tersebut dikatakan sering melakukan chatdengan Bahrun Naim, otak serangan Sarinah juga teroris yang cukup influential.
Diharapkan aksi serupa dibawa ke dalam ‘aksi damai’ usungan Front Pembela Islam (FPI) siang nanti. Akan disusupkan simpatisan-simpatisan yang siap merusak kedamaian demonstrasi.
Para ’lone wolf’ ini menjelma menjadi massa ormas dalam kerumunan, sehingga akan sulit diidentifikasi dalam keramaian.
Dalam film If… aktor Malcolm McDowell mengatakan ‘one man can change the world with a bullet in the right place’.
Kita bayangkan skenarionya: satu orang  lone wolf bergerak tanpa ancang-ancang, menikam seorang aparat. Pistol pun meletus. Chaos terjadi. Angan-angan aksi damai hilang dalam amuk dan angkara, berubah menjadi aksi jihad pembalasan dendam.
Satu lone wolf bisa mengubah Indonesia menjadi lahan kekacauan. Kita hanya berjarak satu tusukan pisau dari kerusuhan besar.
Saya sendiri berharap demo akbar ini tak perlu terjadi. Proses hukum sudah berjalan, yang bersangkutan pun telah meminta maaf. Tapi tampaknya hal tersebut tak terhindarkan lagi. Harapan terakhir saya kini terletak pada wacana aspirasi yang damai tanpa ada kekerasan. Namun, isu munculnya ISIS dalam demo nanti melahirkan ketakutan. Aksi lone wolf perlu diwaspadai. Kepala yang dingin perlu dijaga. Jangan sampai anak dari ibu pertiwi dikorbankan demi perang milik negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H